Jumat Prapaskah II
Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. (Mat 21:42)
RENUNGAN, JPIC OFM Indonesia – Di Roma, kurang lebih 200 meter di depan Basilika St. Yohanes Lateran, terdapat patung Fransiskus dan beberapa sahabatnya dengan ukuran yang sangat besar. Jika kita melihat Basilika St. Yohanes Lateran dari belakang patung Fransiskus yang sedang mengangkat tangannya itu, akan tampak sepertinya Fransiskus sedang menopang gereja.
Inspirasi patung itu adalah kisah perjumpaan Fransiskus dan Paus Inosensius III. Fransiskus mengadakan perjalanan ke Roma untuk memohon pengesahan atas cara hidupnya yang baru. Cara hidup yang diinspirasikan oleh Allah sendiri dan ingin dia bagikan kepada saudara-saudaranya.
Paus yang awalnya segan mengabulkan permohonan Fransiskus, bermimpi tentang seseorang.
Dalam mimpinya dia telah melihat basilik Lateran hampir roboh, tatkala seorang biarawan, yang kecil dan hina dina, menopangnya dengan menaruhnya di pundaknya agar jangan sampai jatuh. “Sesungguhnya,” katanya, “dia inilah orang yang dengan perbuatannya dan ajaran Kristus akan menopang Gereja”.
Karena itu dengan sukarela Sri Paus mengabulkan permohonan Fransiskus. Dipenuhi dengan cinta akan Allah, dia selalu menunjukkan cinta yang khusus pada hamba Kristus itu. Dan karena itu dengan segera dia mengabulkan apa yang dimintanya dan dia berjanji untuk mengabulkan hal-hal yang lebih besar lagi (2Cel 17).
Dalam radikalitasnya untuk hidup seturut Injil, sebagai bagian dari berbagai gerakan yang mempengaruhi Gereja di abad ketigabelas, Fransiskus tetap setia, taat sebagai putera Gereja.
Baca Juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus: “Tentang Si Miskin”