Para Fransiskan Papua bersama ratusan biarawan-biarawati dan simptaisan lain yang tergabung dalam Solidaritas Korban Pelanggaran (SKP) HAM Papua yang mencakup SKPKC Fransiskan Papua, BUK-Papua, KontraS Papua, FIM, FPP, AMPTPI, PMKRI, GMKI, Pemuda Katolik, SEMA STFT Fajar Timur, BEM USTJ, BEM Uncen, Gempar, KPKC Kingmi Papua, KPKC GKI dan Marinus Yaung (Akademisi Universitas Cenderawasih Papua) melakukan aksi bisu di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat Papua dalam rangka memperingati Hari Hak Asasi Manusia sekaligus menagih janji Jokowi menuntaskan penembakan 4 Siswa di Paniai pada 8 Desember 2015, .
Turut hadir dalam aksi bisu tersebut, Pastor Irenius Gonsalit Saur OFM, Pemimpin Kustodi (Kustos) OFM Duta Damai Papua. Sebagaimana dilaporkan tabloidjubi.com, Pastor Gonsa menyerukan kepada semua pihak yang ada di Papua menghentikan aksi-aksi saling menyerang yang merampas hak-hak bersama dan hak-hak individu manusia Papua. Manusia Papua harus dilindungi. “Kita mesti berhenti saling membunuh,” ungkapnya dalam keterangan pers.
Selain menyalakan lilin harapan dan doa bagi para korban pelanggaran HAM Papua secara umum dan secara khusus kasus Paniai, Kelompok ini mengeluarkan Surat Pernyataan yang isinya menuntut Presiden Jokowi untuk memenuhi janjinya, menyelesaikan kasus Paniai dan kasus pelanggaran HAM di tanah Papua lainnya sebagaimana telah ia janjikan dalam Perayaan Natala Bersama di Papua pada tanggal 27 Desember 2014.
Berikut kami lampirkan Surat Pernyataan Solidaritas Korban Pelanggaran (SKP) HAM Papua.