SOSIAL KARITATIF_JPIC OFM Indonesia, Rumah Singgah St. Antonius Padua, Sabtu, 12 DEsember 2015. Hari ini, pendampingan anak-anak binaan Rumah Singgah kembali dilakukan. Setelah fakum dua minggu, PENA (Kelompok Pendampingan Anak Mahasiswa Psikologi Atmajaya) karena kesibukan UAS, anak-anak akhirnya dapat melepas rindu. Mereka tampak ceria dan bersemangat.
Pendampingan kali ini dihadiri oleh 16 anak-anak dan dikoordinasi oleh Kak Sarah (Mahasiswi Semester VII), dkk. Mereka kembali menggali kreativitas anak-anak dengan dengan menggambar, mewarnai, menganyam kertas dan sebagainya.
Dan di saat yang sama mereka mengajarkan keramahan, bercerita, sopan santun, menghargai sesama, kesabaran, kesetiaan dan sebagainya kepada anak-anak. Mereka tidak memberi petunjuk atau arahan dari kursi tetapi hadir dan duduk di samping anak-anak dan menemani mereka beraktivitas. Suatu pola pendekatan “Hadir dan Berbagi, Duduk dan mendengar”, membuat mereka begitu dekat.
Selain itu, pada hari ini juga, Keluarga Besar PINOH melakukan kunjungan di Rumah Singgah.
Mereka mengenal Rumah Singgah St. Antonius Padua dari teman-teman PENA, dan tergerak hatinya untuk “Berbagi Kasih” di Rumah Singgah St. Antonius. Bentuk buah kasih mereka ialah bingkisan perlengkapan sekolah (tas, buku, dan alat tulisanya lainnya) untuk Anank-anak. Selain itu juga, sebagai bentuk perhatian dan tanda kasih, mereka memberikan bantuan finansial kepada Rumah Singgah. PINOH adalah suatu kelompok yang terhimpun atas dasar relasi primordial. Berasal satu daerah di kalimantan dan berjumpa kembali di Jakarta. Karena ikatan tersebut mereka bersatu dan dalam kesatuan itu mereka ingin berbagi kasih kepada semua orang, khususnya Rumah Singgah St. Antonius Padua.
Tiada kata dan ucapan yang lebih agung, selain ucapan terima kasih yang mendalam kepada Keluarga Besar PINOH. Semoga Tuhan yang membalas semua kebaikan dan tanda kasih yang saudara-saudari sekalian.
Rumah singgah adalah salah satu tempat saudara-saudara muda Fransiskan mewujudkan rasa solidaritas, berjumpa dengan Sang Guru yaitu orang-orang kecil dan tersingkir. Di sana mereka menghayati nilai-nilai kefransiskanannya dan menjalin relasi yang akrab dengan saudara/i yang sakit, lemah, miskin dan tersingkir.)***
Fidelh Haman OFM
