“Perjalanan bangsa ini terasa seperti dikatakan Nabi Yesaya. Bangsa yang berjalan dalam kegelapan…Kekuasaan kerap kali digunakan untuk kepentingan diri. Korupsi meraja lela. Narkoba merusak karakter anak-anak bangsa. Pendidikan juga belum mampu menghapus jurang antara yang kaya dan miskin. Ada begitu banyak persoalan yang kita hadapi; yang membuat perjalanan sebagai satu bangsa tak putus dirundung kegelapan!”
Demikian ungkap Romo Vincentius Darmin Mbula OFM dengan nada prihatin dalam homilinya. Ia didampingi Romo Mikael Peruhe OFM dalam Perayaan Ekaristi Malam Natal, 25/12, di kapela Stasi Lordes-Kebayoran, Paroki St. Paskalis-Cempaka Putih, Jakarta-Pusat.
“Namun kita tidak kehilangan harapan. Kita tidak meratap dalam kegelapan terus-menerus. Bangsa yang berjalan dalam kegelapan itu melihat terang! Pada malam hari ini rahmat Allah turun atas kita. Terang-Nya turun atas kita. Natal bagi kita adalah harapan. Natal adalah kelahiran kembali untuk menjadi anggota keluarga Allah. Sebagai keluarga Allah, mari kita membawa terang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan bertindak bijaksana, adil, dan rajin berbuat baik!”
Perayaan Natal malam itu sangat mengesankan. Orang bisa menyapa hampir seluruh umat yang datang. Kapel dengan kapasitas kecil itu memungkinkan interaksi yang lebih akrab satu sama lain. Dua ratusan umat yang datang tampak lebih dekat dan akrab satu sama lain.
Malam itu kor dibawakan oleh kelompok yang umumnya ibu-ibu lansia. Dekorasi kandang Natal juga cukup menarik dan inspiratif. Di belakang kandang sederhana, menempel pada tembok selembar baner berukuran besar. Di situ tercetak gambar gedung-gedung tinggi khas Jakarta.
“Kemewahan gedung-gedung di belakang kandang itu” kata Bapak Agus, ketua panitia perayaan Natal Stasi Lordes tahun ini, “kontras dengan kesederhanaan Yesus yang lahir di kandang. Ini hal yang sangat konkret dengan hidup kita di Jakarta. Di satu sisi ada kemewahan dan kelimpahan di sisi lain ada kemiskinan dan ketidakberdayaan. Bagaimana sikap kita terhadap kenyataan seperti ini?”
Keluarga Kristiani, menurut Bapak Agus, mesti menunjukkan kesahajaan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, ia juga menekankan pentingnya solidaritas dalam hidup bersama. “Kepedulian terhadap sesama mesti dimulai dari keluarga kita masing-masing. itulah juga pesan Natal Stasi Lordes tahun ini yang dikemas dengan tema Hidup Bersama sebagai Keluarga Allah”
Romo Mike Peruhe, dalam sapaan Natal kepada umat yang hadir turut mengapresiasi kandang Natal nan inspiratif itu. “Semoga kita bisa belajar dari solidaritas Allah dalam bersikap terhadap saudara-saudara kita yang tersingkirkan dalam kehidupan di Metropolitan ini! Semoga kita menemukan beragam cara untuk menampakkan wajah kerahiman Allah di tahun kerahiman ini!” ungkapnya.)***
J. Dohut OFM,tinggal di Komunitas Yosef Kupertino, Jakarta Pusat