Paus Fransiskus mengatakan bahwa bumi adalah rumah kita bersama. Warga bumi harus menjaga dan merawat rumah ini. Perawatan bumi menjadi isu yang sangat penting karena bumi pada saat ini dilanda krisis yang hampir tidak pernah terpikirkan.
Perubahan iklim, perluasan padang gurun, mencairnya es di kutub, kekurangan air bersih, dan sebagainya adalah bencana ekologis yang sedang menimpa kita.
Terhadap krisis ini, manusia harus bertanggung jawab. Paus menganjurkan agar kita menyelematkan bumi melalui cara-cara yang sederhana dan di lingkungan kita masing-masing.
Selaras harapan Paus Fransiskus, juga dalam rangka memperingati Hari Bumi Internasional (22 April), Ekopastoral Fransiskan Pagal melakukan kegiatan konservasi mata air di Kampung Ndoso, Cibal Barat, Manggarai, Nusa Tenggara Timur, pada 20 April 2016.
Kegiatan ini melibatkan masyarakat adat kampung Ndoso dan aparat desa setempat. Kegiatan konservasi diisi dengan animasi, upacara teing hang (memberi makan leluhur di mata air), ibadat ekologi, dan penanaman pohon di sekitar mata air.
Kegiatan animasi Hari Bumi ini dilaksanakan di Rumah Gendang Kampung Ndoso. Hal yang dibicarakan dalam kegiatan animasi adalah tema seputar Air Bersih. Ekopastoral mengajak masyarakat Kampung Ndoso untuk melihat kembali perlakuan mereka terhadap air dan terhadap mata air.
Di samping itu, Ekopastoral Fransiskan juga mengajak masyarakat untuk merawat mata air dengan beberapa tindakan sederhana: tidak menebang pohon di sekitar mata air; menanam kembali pohon-pohon yang berfungsi untuk mempertahankan mata air; serta mempertahankan upacara-upacara adat di sekitar mata air.
Rangkaian kegiatan diawali dengan upacara teing hang di mata air. Upacara ini dipimpin oleh Tua Adat di Kampung Ndoso. Setelah itu dilanjutkan dengan ibadat ekologi di mata air yang dipimpin oleh koordinator Ekopastoral Fransiskan Pagal. Sdr. Andre Bisa, OFM.
Dalam renungannya, Pater Andre mengingatkan masyarakat Kampung Ndoso akan pentingnya menjaga mata air supaya anak-cucu tidak kekurangan air bersih di masa yang akan datang. Dalam ibadat ini, Pater Andre juga memberkati Mata Air dan anakan pohon yang akan ditanam di sekitar mata air.
Usai ibadat ekologi, Kegiatan dilanjutkan dengan penanaman pohon yang melibatkan seluruh warga kampung Ndoso. Beberapa jenis pohon konservasi yang ditanam dalam kegiatan ini adalah Pohon Manii, Ara, Pohon Gayam, Pohon Beringin, Pohon Mahoni, dan Pohon-pohon lokal lainnya. Semua jenis pohon ini memiliki potensi untuk menyerap air hujan masuk ke dalam tanah (hutan tangkapan) dan sekaligus ‘menarik’ air tanah ke permukaan.
Harapannya ialah masyarakat terus menjaga mata air dengan merawat pohon-pohon yang ada di sekitarnya. Sebab dengan merawat mata air, kita mengambil bagian dalam merawat rumah kita bersama yang adalah Ibu Bumi.
Faris Jebada OFM, Staf Ekopastoral Fransiskan-Pagal
Semoga semnagt terus kedepanya.