Produksi barang-barang kemasan sekali pakai semakin berkembang dan sangat mengkhawatirkan. Ini berarti bahwa semakin banyak jumlah bahan mentah dan energi yang dibutuhkan unutk keuntungan tunggal perusahaan kemasan dan supermarket besar. Di antaranya, kita dapat menemukan:
Tetra Brik: Tetra Brik yang terbuat dari kardus, polietilene , dan alumunium. Untuk menghasilkannya butuh jutaan kubik kayu untuk memproduksi kardus, ratusan ribu ton bauksit ditambang untuk menghasilkan alumunium, dan jutaan barel minyak digunakan untuk memproduksi etilen .
Selanjutnya dibutuhkan air dalam jumlah besar untuk menghasilkan gelas kaca dan air itu hanya sekali pakai. Bahan tetra brik dapat kita jumpai di supermarket-supermarket, indomart dan alfamart untuk bungkusan-bungkusan kopi, snack, minuman-minuman, dan lain sebagainya.
Plastik: Plastik merupakan hirdokarbon yang dibuat dengan cara memutuskan molekul nafta yang mana substansinya adalah molekul berat yang disuling dari minyak. Banyak wadah plastik tak bisa diuraikan lagi oleh dekomposer. Plastik telah sangat erat dengan kebiasaan kita, dan merupakan salah satu simbol absurd dari konsumerisme.
Plastik telah “menginvansi sungai dan lautan”. Tumpukan yang ada di pembuangan sampah dimana tidak dapat diuraikan kembali akan tetap ada bertahun-tahun. Jika dibakar, akan menghasilkan gas emisi yang sangat mencemarkan. Hal yang sama berlaku untuk botol plastik. Dan industri plastik adalah salah satu yang paling menyebabkan polusi.
Kaca: produk kaca membutuhkan teknologi yang relatif sederhana. Kemasan kaca terbuat dari pasir kuarsa, sodium karbonat, dan batu kapur. Semuanya ini tersedia melimpah di atas bumi ini. Soal utama dari kemasan kaca adalah berat dan rapuh, dan tentu saja seperti item lain, memiliki dampak terhadap lingkungan mulai dari proses produksi hingga penggunaannya.
Meski demikian dilihat dari kemampuan untuk dapat digunakan kembali, produk kaca ini lebih unggul ketimbang produk kemasan yang lain. Hal ini disebabkan karena selain dapat digunakan kembali tetapi juga dapat didaur ulang, membutuhkan sedikit material dasar, menghasilkan sedikit sampah dan polusi, membutuhkan sedikit energi untuk mengolahnya.
Alumunium: sekarang ini, banyak kemasan yang digunakan berbahan dasar alumunium (bir, soda, kripik kentang, permen karet, dll). Industri alumunium disinyalir merupakan salah satu yang paling besar menimbulkan polusi. Penambangan bauksit akan sangat menimbulkan degradasi terhadap lahan, di samping sulit untuk dikembalikan seperti semula dan juga menghasilkan debu yang berbahaya bagi kesehatan.
Begitu pula saat diproduksi, akan menghasilkan sulfurdioksida, uap tar, dan kloramin yang merupakan gas asam yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan membutuhkan energi yang cukup besar untuk memproduksinya. Kaleng alumunium tidak dapat digunakan kembali, dan tidak mengalami penguraian di tempat pembuangan, karena tidak berkarat, dan jika dikirim ke tempat pembakaran, akan memancarkan logam berat ke atmosfer.
Baca Juga: Menjaga Keutuhan Ciptaan Melalui Liturgi dan Doa-doa
Melihat kenyataan di atas, sudah semestinya kita mengevaluasi lagi sikap kita berhubungan dengan kemasan yang kita gunakan. Berikut ini beberapa tips yang dapat kita terapkan di lingkungan rumah, sekolah, biara, atau tempat kerja kita, antara lain:
- Untuk menjadi konsumen yang bertanggungjawab, sadari barang kemasan yang kita gunakan dan tahu bagaimana harus memperlakukannya.
- Mengevaluasi akibat konsumsi kita dan mengunakan peralatan yang dapat mengurangi sampah pada lingkungan.
- Bayangkan berapa banyak plastik yang akan diselamatkan jika anda menggunakan tas kain saat berbelanja.
- Menggunakan kembali plastik atau paper bag; ingat untuk selalu membawanya saat berbelanja; gunakan hanya saat benar-benar dibutuhkan. Biasakan untuk selalu membawa tas di dalam ransel atau dompetmu. Anda tidak memerlukan tas baru jika kemudian berbelanja melebihi apa yang diharapkan.
- Tidak membeli air kemasan. Menginstalasi air dapat lebih baik dan dapat mengatasi masalah karena plastik.
Untuk menjaga keutuhan ciptaan, kita dapat memulai dari hal-hal kecil nan sederhana yang kita alami sehari-hari. Mari kita bersikap bijak dalam menggunakan kemasan. Perilaku kita sangat menentukan masa depan kita dan masa depan bumi rumah kita bersama.