Dalam rangka memaknai Tahun Kerahiman sekaligus seruan Paus Fransiskus melalui ensiklik Laudato Si dan menyambut ulang tahun Paroki St. Maria Ratu Para Malaikat yang ke-68, paroki menyelenggarakan serangkaian kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Sabtu, 04 Juni 2016 sekaligus untuk memperingati hari Lingkungan Hidup yang jatuh pada tanggal 05 Juni menjadi kegiatan awal, yaitu Peduli Lingkungan membersihkan sampah dengan tema “Lembur Abdi, Kumaha Abdi”.
yang berarti “Kampung saya Tergantung Bagaimana Saya Memperlakukannya”.
Bruder Pudiraharjo, OFM mengatakan bahwa tema ini sengaja diambil, selaras dengan ensiklik PausĀ Laudato Si Merawat Bumi Rumah kita bersama.”Bumi adalah kampung kita masing-masing tempat kita tinggal dan hidup. kita wajib menjaga dan merawatnya”, jelasnya.
Kampung Saya Tergantung Saya
“Kita mesti memulai dari diri kita, dari rumah kita, dari lingkungan kita untuk merawat dan menjaga lingkungan. Lingkungan menjadi aman dan nyaman, sangat tergantung bagaimana kita memperlakukannya”, tegas Bpk. Fransiskus Sugiarto selaku ketua panitia.
“Kegiatan peduli lingkungan dengan memungut sampah adalah langkah awal. Kita menanti langkah-langkah selanjutnya yang dapat diterapkan di rumah, di sekolah dan di tempat-tempat umum”, lanjutnya.
Pater Stefanus Suprobo, OFM, Pastor Kepala Paroki St. Maria Ratu Para Malaikat, mengamini pernyataan itu. “Sampah menjadi masalah yang sangat serius, karena sangat dekat dengan sikap keseharian kita. Merawat bumi rumah kita bersama ini mesti dimulai dari kebiasaan kita yang sederhana untuk menempatkan sampah pada tempatnya. Inilah cara kita untuk menyadari bahwa Bumi ini adalah kampung kita yang masa depannya sangat tergantung pada sikap kita. Bumi itu menjadi rumah yang nyaman, tergantung bagaimana kita memperlakukannya”.
Melibatkan Berbagai Pihak
Paroki menggandeng siswa-siswi PG, TK, SD Mardiwaluya dan Siswa-siswi SMP Mardiyuana Cipanas dalam kegiatan ini. Menurut Sr. Yuli, SFS yang berkarya di persekolahan Mardiwaluya Cipanas, cara ini diambil agar kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup itu ditanam sejak dini, sejak mereka di bangku sekolah.
“Antusiasme anak-anak, kiranya dapat tertanam dalam diri masing-masing untuk ambil bagian dalam merawat bumi ini. Kiranya mereka dapat mempengaruhi orang tua masing-masing untuk mulai peduli, mulai dari hal sederhana”, lanjutnya.
Selain siswa dan siswi, umat paroki, ibu-ibu WK, utusan dari Satuan Brimob Cipanas, perwakilan dari desa Sindaglaya, Sindangjaya, dan Cipanas, kelompok Karang Taruna Relawan Penanggulangan Resiko Bencana desa Sindangjaya juga turut berpartisipasi.
Susur Jalan dan Susur Sungai
Agenda utama kegiatan peduli lingkungan hari ini adalah membersihkan sampah di sepanjang jalan kota Cipanas, Pasar Cipanas, depan Istana Cipanas dan membersihkan sampah di sungai Ciwalen.
Anak-anak sekolah disebar dalam beberapa kelompok untuk membersihak sampah-sampah jalanan yang berserakan dan menumpuk. “Semoga kegiatan ini menjadi rutin. Anak-anak sangat antusias dan semoga ini membekas dalam diri mereka”, harap ibu Tika, guru SD Mardiwaluya.
Di Sungai Ciwalen, kelompok dewasa menyingkirkan sampah-sampah yang menghambat arus sungai. Sampah terlihat menumpuk dan umumnya didominasi sampah-sampah plastik. “Plastik menjadi tantangan tersendiri bagi rumah-rumah tangga. Plastik sangat berbahaya dan orang terbiasa untuk membuang begitu saja di sungai. Kebiasaan ini harus diubah”, ungkap Pa Yono salah seorang anggota Relawan Peduli Resiko Bencana.
Memulihkan Kehidupan
Sebagai puncak kegiatan susur sungai, diadakan kegiatan pelepasan benih ikan. “Spesies ikan di sungai ini berkurang karena kita tidak bertanggungjawab. Kita membuang sampah sembarangan dan meracuni sungai ini. Dengan melepaskan ikan di sungai ini, kita berharap agar kehidupan di sungai ini dipulihkan. Biarkan sungai ini menjadi tanda bahwa kelestarian itu dapat kita wujudkan”, tegas Br. Wiwin, OFM.
Acara diakhir dengan makan siang dan sharing pengalaman membersihkan sampah di kompleks SD Mardiwaluya. Pater Dion, OFM, menutup acara dengan berpesan agar semua yang hadir pada hari ini menjadi pelaku utama dalam proyek besar, memulihkan kehidupan. Tidak dengan hal yang muluk-muluk, tetapi melalui hal yang sederhana, menempatkan sampah pada tempatnya dan peduli pada kebersihan lingkungan.