Saling memberi hadirah sangat lazim dilakukan ketika merayakan Natal. Dalam rangka menyiapkan diri menyongsong perayaan Natal tahun ini, kami para Fransiskan yang bekerja di sekretariat JPIC OFM di Roma, menyampaikan pesan berisi sejumlah saran praktis bagaimana memberikan hadiah di hari raya Natal. Semua hal praktis yang dianjurkan ini merupakan ekspresi gaya hidup baru untuk para Fransiskan dan spiritualitas kita.
Latar Belakang Spiritual
Masa adven telah dimulai dan sedang menjelang akhir. Bagi para Fransiskan, Natal adalah saat ketika kita merayakan misteri inkarnasi di Greccio, Italia. Kita juga mengenang bahwa Allah, dalam Sabda yang menjadi daging, telah menyelamatkan dunia. Misteri Allah yang memilih lahir dalam kemiskinan di Betlehem merupakan sumber kebahagiaan Fransiskan di Hari Natal. Maka, dalam rangka mempersiapkan diri merayakan Natal, kami ingin membagikan beberapa anjuran, dengan tetap mengingat prinsip-prinsip JPIC, dan memberitahu anda tentang gerakan “tidak membeli suatu apapun di hari raya” (buy nothings at the holidays).
Tujuan
Kegembiraan karena menerima dan memberi hadiah adalah sesuatu yang sangat istimewa. Pemberi dan penerima hadiah berbagi kegembiraan. Akan tetapi, membeli begitu banyak hadiah di hari raya bisa menjadi beban finansial yang nyata, dan juga mengacaukan hidup kita dengan kelimpahan hal-hal yang tidak esensial. Namun ada pilihan lain terkait hal ini. Saat ini ada peningkatan jumlah orang yang memilih tidak membeli bingkisan untuk hari raya (Natal). Sebagai gantinya, mereka menghabiskan liburan Natal secara berbeda. Banyak di antara mereka itu bukan orang Kristiani dan juga bukan Fransiskan. Mereka memilih opsi ini karena alasan finansial dan juga ingin menemukan alternatif yang lebih berkelanjutan dari kecenderungan menghabiskan/konsumtif.
Tujuan kita terlibat dalam gerakan ini bukan semata-mata bersifat ekonomi. Kita ingin memberi kesaksian terkait nilai-nilai spiritual alternatif yang bertentangan dengan budaya konsumtif dan juga memusatkan perhatian pada kekayaan eksistensi daripada kekayaan harta milik. Gerakan ini juga berkaitan dengan upaya menyingkirkan sistem konsumerisme yang menjual kenyamanan dan sukacita dengan mengorbankan bumi dan orang miskin. Kita menantang sistem yang menghasilkan kerugian seperti hidup dan damai sejahtera dengan melakukan hal-hal kecil yang bisa dilakukan sehari-hari. Lagipula, spiritualitas yang kita perjuangkan tidak menjadi kenyataan jika kita tidak mulai dengan mewujudkan nilai-nilai alternatif dalam kehidupan kita sehari-hari.
Anjuran
Inilah beberapa anjuran praktis yang kami adaptasikan dari berbagai artikel di internet.
Memberi Waktu (Give time). Bagi banyak orang di antara kita, waktu lebih bernilai daripada harta. Karena itu, di liburan Natal kali ini, berikan waktumu untuk orang-orang tercinta. Ajaklah keponakanmu untuk nonton konser atau pertandingan basket dan sebagainya. Atau anda menghabiskan sore dengan melihat lagi foto-foto lama bersama nenekmu.
Memberi Pengalaman (Give an experience). Daripada bertukar hadiah, anda bisa memilih untuk keluar malam, pergi ke bioskop, makan malam di rumah atau di pesta kue liburan (holiday baking party). Hari belanja yang mahal bisa diubah menjadi hari yang dihabiskan bersama orang tua anda, sesuatu yang akan engkau hargai untuk waktu yang lama.
Memberi untuk Belas Kasih (Give to charity). Ini akan menjadi alternatif yang indah terhadap hadiah yang tradisional dan serba biasa. Anda dapat memberikan kartu amal di mana si penerima dapat memilih sumbangan sesuai kebutuhannya. Ini akan lebih memuaskan.
Berhenti mengharapkan hadiah (Give up gifts). Jelaskan kepada teman-teman bahwa anda tidak tertarik bertukar “hadiah kecil” yang dilakukan sekadar kewajiban. Beri mereka anugerah kebebasan dari kewajiban memberi hadiah terhadap anda.
Memciptakan hadiah dengan keterampilan sendiri (Make do-it-yourself gifts). Anda bisa merajut sweater, membuat poster atau DVD dengan foto-foto momen khusus dengan teman dan keluarga, atau memasak makanan kesukaan.
Memberi hadiah yang bisa dimakan (Give edible gifts). Kopi atau teh, permen buatan sendiri, cokelat, sebotol anggur dan sebagainya cenderung lebih diterima daripada pernak pernik lainnya. Hadiah-hadiah seperti itu tidak akan mengambil ruang di dalam rumah selama bertahun-tahun.
Menimbang hadiah ‘jadul’ dan unik (consider a retro gift): Membuat kartu dengan pesan yang tulus, ditulis dengan tulisan tangan, tentang betapa rekan kerja, guru, teman, adik atau kakak, sungguh-sungguh berarti bagi Anda. Ini adalah jenis hadiah yang jarang, sekaligus lebih berharga daripada lilin wangi sekalipun.
Jaime Campos, OFM & Rufino Lim, OFM
Staf JPIC OFM Roma
(diterjemahkan dan disadur oleh Sdr. Johnny Dohut OFM dari surat yang diberi judul “Christmas The Richness of Existence Rather Than on Having Possessions”. Dikeluarkan oleh Sekretariat JPIC Kuria di Roma pada 4 Desember 2016)