P. Peter dalam Acara Inspirasi Natal

Kemarin, Rabu 07/12 dalam Acara Inspirasi Natal, Pastor Peter C. Aman, OFM diundang stasiun TV Berita Satu untuk memberi inspirasi untuk persiapan Natal bagi umat Kristiani. Tema umum yang dijadikan bahan dalam acara tersebut adalah Damai.

Damai sengaja diangkat terutama karena Natal selalu berisi pesan damai dan lebih dari itu, Bangsa Indonesia sedang diterpa berbagai permasalahan yang mempertaruhkan kedamaian itu sendiri.

Apa yang disampaikan Pastor Peter dalam acara tersebut sungguh menginspirasi. Gerarld N. Bibang dalam pesan WA-nya menyimpulkan apa yang dia saksikan dan dengarkan dari acara tersebut.

Pertama-tama, beliau mengomentari pakayan yang dikenakan Pastor Peter yang berbalut jubah coklat dengan Topi “songke” khas Manggarai dipakainya.

“Sebagai orang Manggarai beriman,  saya benar2 merasa terwakili secara anggom agu rangko (inklusif, intensif dan ekstensif) dalam narasi Pastor Peter Aman OFM melalui program Inspirasi Natal Tv Berita Satu Selasa sore ini Pk 17.30 WIB,” ungkap Gerard.

“Dengan mengenakan topi Manggarai yang menghiasi kepalanya ditambah dg kecoklatan warna jubah kumalnya, suasana program ini tampak anggun dan elegan,” lanjutnya.

Apa yang disampaikan direktur JPIC OFM Indonesia, itu baginya menyentuh, tepat sasar dan sederhana. “Jawaban Pastor Aman, baik formulasi maupun substansinya:  jelas, distinktif, sederhana dan tepat sasar.”

Adapun rangkuman pesan dari Inspirasi Natal tersebut, bagi seniman asal manggarai ini dapat dirangkum seperti berikut:

“Damai,sejatinya adalah sebuah disposisi bathin. Suasana tanpa konflik, nyaman, dan lapang adalah output-nya.

Dengan disposisi batin yg demikian, hati seorang manusia akan luas dan lapang. Di atas hati lapang akan subur berkembang segala keberagaman kehidupan. Keberagaman adalah hakekat kehidupan. Kita terlahir beragam dan unik. Pada titik ini, keberagaman menjadi rahmat utk semua, bagi diri saya sendiri dan bagi kita sebagai masyarakat.

Hanya di dalam kondisi demikian, nilai2 universal dari iman seperti kasih, keadilan, pengampunan, dapat berkembang dan menjadi nyata. Utk itu, perlu upaya dari manusia.

Natal dengan seluruh perayaannya ingin menegaskan damai itu. Natal adalah kesempatan rekonsiliasi manusia dg Allah, dan manusia dg sesama manusia. Allah turun menyatu dalam kehidupan manusia dan kemuliaan Allah dinyatakan tdk dengan menyiapkan senjata dan kekerasan tetapi dg menjalankan kehendak-NYA, yaitu kasih, pengampunan dan terutama keadilan.

Itu tdk kristiani bila mengatakan, bila hendak damai, siaplah berperang atau kekerasan.”

Sebelum menutup obrolan WA, Ketua Dewan Paroki KKM ini mengingatkan kembali semboyan Paus Pius XII, yang menjadi semboya almamaternya, Seminari Pius XII Kisol, “Opus Justitiae Pax”. “Mari kita mengerjakan danmengupayakan perdamaian agar terwujud di tengah carut marut persoalan damai di bangsa ini. Mari kita selalu membawa pesan damai,” tutupnya.

Redaksi

 

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

one × five =