Kamis, 01/12 bertempat di Lantai 22 Energy Building di Jl. Jendral Sudirman, berlangsung “Roundtable Discusion on Modern Slavery and Human Trafficking”. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Paramadina Institute of Ethics and Civilization bekerjasama dengan Global Freedom Network.
Persolan perbudakan dan human Trafficking adalah kejahatan yang sangat mengerikan akhir-akhir ini. Seperti diketahui, menurut The Global Slavery Index, diperkirakan ada 700.000-an orang Indonesia yang menjadi korban perbudakan dan human trafficking. Dari jumlah ini 80% lebih adalah perempuan.
Untuk mengatasi kejahatan kemanusiaan yang mengerikan ini, menurut Elizabeth Morris dari Global Freedom Network, dibutuhkan kerjasama.
“Dalam konteks Indonesia, dibutuhkan kerjasama di semua level dan teruatama kerjasama lintas iman. Tidak ada solusi tunggal untuk mengakhiri perbudakan dan human trafficking ini – harus dikerjakan di semua level,” ungkapnya.
Hal ini diamini Ibu Anggia perwakilan dari NU. Menurut beliau peran pemuka agama sangat penting untuk membangun jaringan di akar rumput. “Sampai hari ini, para pemuka agama masih sangat dipercayai oleh masyarakat. Mereka menjadi tempat umat membagikan segala persoalan yang terjadi di keluarga dan lingkungannya.”
“Para pemuka agama mesti mampu memanfaatkan mimbar kotbah dan kesempatan-kesempatan lain untuk mengadvokasi masyarakat dan mengingatkan mereka akan adanya perbudakan dan human trafficking ini,” sambungnya.
Para peserta yang hadir yang berasal dari otoritas nasional dalam hal ini Kabareskim Polri bidang Human Trafficking, Perwakilan Masyarakat, Komnas Permepuan, KPAI (Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia), IOM, JPIC OFM, perwakilan agama-agama diharapkan berjuang untuk bersama-sama membangun jaringan untuk menghentikan kejahatan kemanusiaan ini.
Para peserta sepakat untuk mendorong pemerintah, terutama pemerintah di tingkat lokal agar dapat berpartisipasi mengatasi kemiskinan dan pendidikan yang disinyalir menjadi jalan masuk terjadinya perbudakan dan human trafficking.
Kegiatan ini sekaligus merupakan persiapan awal untuk penyelenggaraan Deklarasi Bersama Para Pemimpin Agama Melawan Perbudakan dan Perdagangan Manusia yang rencananya akan diselenggarakan di Indonesia pada tahun 2017. Deklarasi bersama sudah pernah dilakukan di Vatikan, India dan Australia.
Charlest, OFM