Manado, JPICOFM.com – Para suster SMFA yang berkarya di Kalimantan mengembangkan dan mengelolah kantin khusus untuk anak asrama yang mereka damping. Mereka menyebut kantin khusus itu ‘Kantin Kejujuran’.
“Kantin ini diadakan dalam rangka mengembangkan pola hidup sederhana, setia kawan, jujur dan bertanggung jawab. Disemping itu bertujuan untuk melatih sikap jujur dan bertanggung jawab sehingga kejujuran anak asrama khususnya dapat terpantau melalui kantin kejujuran,” kata koordinator JPIC SMFA sekaligus pengelola asrama Dharmawati Sintang, Suster Therese Esyah, SMFA saat mensharingkan pengalamannya kepada petermuan INFO JPIC 2017 di Lotta Manado.
Suster Therese mengatakan bahwa kantin kejujuran adalah salah satu upaya memenuhi kebutuhan anak untuk jajan yang dikelola dari dan untuk anak. “Anak bisa melayani dirinya sesuai dengan kebutuhannya, sekalian memperkenalkan kepada anak tentang budaya harus berani mengatakan “cukup”, kata Suster Therese.
Menurut Suster Therese, ada kebiasaan bahwa anak-anak cenderung untuk menghabiskan uang jajan yang diberikan oleh orang tuanya. “Ada anak yang menghabiskan uang jajan untuk membeli kue dan minuman, padahal kan tidak harus dihabiskan,” jelasnya.
Kantin Kejujuran, kata Suster Therese, tidak dijaga dan tidak punya kasir. “Praktisnya, kantin ini menyediakan kue dan minuman untuk anak asrama Dharmawati Sintang. Kami menyediakan tempat untuk menyimpan kue, minuman, dan uang. Pada saat anak belanja, barang diambil sendiri dan menyimpan uang ditempat yang telah disediakan. Jadi tanpa harus ada penjual dan kasir,” jelasnya.
Menurutnya, uang hasil belanjaan baru akan dihitung pada malam hari setelah anak asrama berhenti berbelanja. “Kita akan menghitung, apakah uang yang masuk sesuai dengan barang yang keluar. Di sana akan ketahuan apakah anak-anak jujur atau tidak,” demikian Suster Therese.
Suster Therese mengatakan bahwa ada enam hal yang mau dilatih dan diajarkan kepada anak asrama dengan adanya Kantin Kejujuran. Pertama melatih peserta didik Asrama untuk bersikap jujur dan tanggung jawab. Kedua, sebagai salah satu upaya yang dilakukan untuk menghindari korupsi. Ketiga, membiasakan diri memberi sesuatu dengan tulus karena berdasarkan suara hati. Keempat, membiasakan diri untuk ringan tangan dan mau bekerja untuk diri sendiri maupun untuk teman lain. Kelima, membiasakan anak untuk mandiri, bertanggung jawab, setia kawan, mau melayani diri sendiri dan orang lain dan keenam, tidak memerlukan karyawan banyak kecuali untuk memproduksi barang.
Suster Therese berharap dengan adanya Kantin Kejujuran budaya korupsi yang sedang melanda bangsa ini, sejak dini mulai ditangkal dan dihilangkan.
Suster Fabiola Palit dari Kongregasi Dina Santo Yoseph, salah satu peserta pertemuan memberikan apresiasi atas cara para suster SMFA melatih anak-anak untuk hidup berkecukupan, jujur dan tidak melakukan korupsi sejak dini. Dia juga berharap bahwa para Fransiskan lain yang mengelola asrama bisa mengikuti pola atau contoh yang sama bagaimana melatih anak didiknya hidup berkecukupan, hidup jujur dan dikemudian hari tidak melakukan korupsi ***
Oleh Valens Dulmin