Kita melayani bukan untuk penghargaan. Hal ini diungkapkan oleh Mas Agustinus Tedja Bunawan kepada para peserta Raker KKP PMP Regio Jawa yang mengadakan kunjungan ke pusat Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur di Jl. Blitar, Malang, Rabu, 09/08.
Ungkapan tersebut merujuk pada pengalaman pribadinya ketika menolak penghargaan satya lencana yang diberikan atas jasanya dalam memberikan perhatian kepada anak jalanan di Jawa Timur, khususnya di Malang.
“Saya melayani bukan untuk sebuah kebanggaan pribadi, kebanggaan Malang, ataupun kebanggaan Jawa Timur. Pelayanan saya bukan untuk prestise. Ini sebuah pelayanan kemanusiaan yang membutuhkan ketulusan hati tanpa iming-iming,” ungkapnya.
Kunjungan ini menjadi bagian penting dari pertemuan tahunan KKP PMP Regio Jawa. “Kami ingin menggali semangat yang menginspirasi Mas Tedja dalam pelayanan terhadap anak-anak jalanan,” ungkap Rm. Agis, OCarm yang membuka perjumpaan selam satu setengah jam itu.
Mas Tedja mengajak para peserta yang juga dipanggil untuk memberikan diri bagi pelayanan kemanusiaan untuk berkarya tanpa pamrih dan penuh dengan bahasa kasih.
“Bahasa kasih tidak harus dengan kata-kata lemah lembut tetapi yang lebih penting bisa masuk ke dunia anak-anak menggunakan bahasa anak-anak,” ungkapnya.
Sr. Inno, RSCJ mengaku kagum dan terinspirasi berkat sharing mas Tedja. “Luar biasa kesediaannya untuk mencurahkan seluruh waktu demi anak-anak. Butuh keberanian setara nabi,” kesan Suster asal Jepang yang sudah 26 tahun berkarya di Indonesia.
Untuk menutup kunjungan singkat ini para peserta diajak untuk mengunjungi pos pendampingan JKJT, Rumah Belajar Muharto, di pinggiran sungai Berantas. Di sana para peserta bertemu langsung dengan kelompok dampingan.
Sdr. Charlest, OFM