Hiduplah Tanahku. Sehatlah Rakyatku!

Pengajaran Pertanian Organik (PO) kepada peserta didik bukan hanya sekadar mengenal tentang tanah, tetapi bagaimana merawat tanah untuk kehidupan yang lebih baik.” Hal itu ditegaskan oleh praktisi Pendidikan Dr. Mbula Darmin OFM dalam lokakarya Guru-guru Organik yang diselenggarakan oleh JPIC OFM Indonesia di Sekretariat Pusat Ekopastoral Fransiskan di Pagal, Manggarai-Flores, (16-19 /5).

Lokakarya Guru-guru Organik ini merupakan tindak lanjut lokakarya yang diadakan sebelumnya di tempat yang sama sebagai tanggapan nyata yang diberikan oleh JPIC OFM Indonesia secara khusus bidang Ekopastoral Fransiskan atas SK Bupati Manggarai No. HK/412/2016 tentang Penetapan Pertanian Organik Menjadi Mata Pelajaran Muatan Lokal pada Pendidikan Dasar dan Menengah di Kabupaten Manggarai.

“Kita perlu men-design kurikulum muatan lokal berbasis Pertanian Organik sesuai dengan Kurikulum 2013. Kurikulum PO ini merupakan alat atau sarana bagi guru untuk mengajarkan PO kepada peserta didik,” jelas Darmin kepada para peserta Lokakarya.

Lebih jauh, Darmin yang juga Kepala Pendidikan Ekopedagogik di JPIC OFM Indonesia ini menegaskan pentingnya memformulasi silabus pertanian organik yang memuat kompetensi inti, dasar dan indikator.

“Memudah guru-guru organik untuk menemani, mendampingi dan membantu anak-anak memiliki kesadaran pentingnya tanah sebagai sumber kehidupan,” tegas Darmin.

Lebih jauh Darmin menjelaskan dasar pengajaran PO kepada peserta didik yaitu untuk membumikan salah satu syair lagu Indonesia Raya. “Pengajaran PO untuk peserta didik merupakan salah satu usaha untuk membumikan salah satu syair lagu Indonesia Raya “Hiduplah Tanahku.”

Pertanian organik menghidupkan tanah sebagai sumber kehidupan. Dengan PO tanah disehatkan dan disempurnakan sehingga menumbuhkan tanaman-tanaman organik yang menyehatkan dan menumbuhkan tanaman-tanaman dan menyehatkan kehidupan yang lain,” tegas Darmin.

Dalam konteks itulah para guru organik diberi bekal bagaimana menjadi guru-guru organik untuk menyelamatkan kehidupan masa depan.

Lokakarya ini dijalankan dalam dua tahap yaitu teori dan praktek. Praktek penerapan konsep-konsep PO diajarkan oleh staff Ekopastoral Fransiskan. “Para guru organik bersama peserta didik harus bisa mempraktekan atau menerapkan konsep-konsep PO. Karena itulah guru-guru harus dilatih bagaimana menerapkan teori dan konsep yang ada di dalam buku PO,” kata Hans Nai, salah satu staff Ekopastoral yang menangani bagian Pendidikan PO.

Lokakarya ini dihadiri oleh 26 guru utusan dari SMP sekabupaten Manggarai antara lain SMPN 1 dan 3 Langke Rembong, SMPN 1 dan 3 Reok, SMPN 1, 7 dan 9 Ruteng-Cancar, dan SMPN 1 dan 9 Cibal-Cibal Barat.)***

Valens Dulmin

 

 

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

twelve − 11 =