Bandung – JPIC OFM.com Perilaku koruptif telah begitu merusak kehidupan masyarakat secara masif, terjadi dimana-mana baik di dunia bisnis, institusi pemerintah, lembaga negara maupun lembaga Gereja.
Korupsi telah menjadi bagaikan borok yang menggerogoti kehidupan masyarakat. Korupsi telah menjadi kejahatan yang sistemik, dinamais dan meluas dari pusat sampai ke daerah.
Paus Fransiskus dalam kotbahnya dalam kotbah misa harian di kediamannya, Domus Sanctae Marthae tanggal 11 November 2013 mengibaratkan korupsi bagaikan kuburan. Terlihat bagus, bersih dan indah dari luarnya karena dicat putih tetapi di dalamnya berisi tubuh yang membusuk dan tulang belulang. Kuburan itu terlihat indah, tetapi begitu dibuka mengeluarkan bau busuk kemana-mana.
Para koruptor seringkali menunjukkan kelicikan dan kemunafikannya. “Ada orang mencuri uang negara/ lembaga, lalu sebagian dari sumbangannya itu disumbangkan untuk karya amal dan karitatif agar bisa tampil sebagai orang yang baik hati,” ungkap Paus.
Paus mengkritik keras orang Kristen yang koruptif. “Orang Kristen yang terlibat korupsi bukanlah orang Kristen,” ujar Paus dengan keras.
Ungkapan Paus Fransiskus tersebut diangkat sekali lagi dalam Hari Studi KKP PMP dan JPIC Regio Jawa di HAY Hotel Bandung dalam Studi sesi pertama yang dibawakan oleh Uskup Keuskupan Bandung, Mgr. Antonius Bunjamin Subianto, OSC.
Untuk mengatasi persoalan korupsi, perlu usaha bersama yang juga masif mulai dari hal-hal yang kecil. Uskup Anton membagikan Nota Pastoral hasil studi Para uskup tentang pemberantasan korupsi kepada para peserta yang hadir.
“Kita bisa memulai dari hal-hal yang sederhana,” ungkap Uskup kelahiran 14 Februari 1968 ini.
Merujuk pada kelompok EHEM yang diundang dalam Hari Studi Para Uskup, beliau mengajak untuk jangan ragu melakukan hal sederhana bahkan hanya dengan berdehem.
“Ketika ada rekan kerja yang sedang korupsi ingatkan dengan hal sederhana dengan ehemmm…… (berdehem),” ajaknya sambil disambut dehem ria para peserta.
Diakui bahwa korupsi yang dimulai dari hal-hal kecil dapat juga dilawan melalui hal-hal yang kecil. Berdehem adalah simbol sederhana yang dapat dilakukan dengan mudah untuk saling mengingatkan.
Hari studi yang dihadiri enam tim KKP PMP Keuskupan di regio Jawa (Bandung, Bogor, Jakarta, Semarang, Purwekerto, Malang) dan beberapa JPIC tarekat yang berkarya di Pulau Jawa (OFM, MSC, OMI, OCarm, BKK, FMM, SND, CB, SSPS, RSCJ) berlangsung tiga hari 21-23 November 2017.
Sdr. Charlest, OFM