Ruteng, JPIC OFM-Indonesia.com, Bonaventura Anci meregang nyawa setelah ditembak mati oleh Kapolsek Cibal, Iptu Domi Hima di Nontol, Desa Ncuang, Kecamatan Cibal, Kabupaten Manggarai–NTT, Minggu (26/11).
Anci demikian korban akrab disapa ditembak mati lantaran dia mengancam membunuh pihak berwajib yaitu Kapolsek Cibal dan beberapa orang bawahannya yang datang mengamankan kejadian dimana sang korban membacok seorang warga lain bernama Siprianus Jarut (60) hingga kritis. Siprianus Jarut mengalami luka tikam pada tengkuk dan punggung, sekarang sedang dirawat di RSUD Ben Mboi Ruteng.
Anci yang dikenal sebagai orang dengan gangguan Jiwa (ODGJ) alias gila ditembak setelah Kapolsek Cibal melakukan tembak peringatan selama dua kali. Namun, saat itu dia tidak menggubris peringatan tersebut dan malahan mau menyerang balik pihak aparat dengan tombak dan parang yang ada di tangannya.
Peristiwa ini dikonfirmasi pihak Kepolisian Resor Manggarai melalui Kasubag Humas, Ipda Daniel Djihu kepada Pos Kupang di Ruteng, Minggu (26/11/2017) malam.
“Kapolsek Cibal, Iptu Domi Hima dan anggota serta Danpos Cibal lalu ke Kampung Nontol. Di lokasi, kapolsek lalu melihat Anci mau menyerang petugas. Sempat Kapolsek Cibal melepas tembakan peringatan dua kali, tapi Anci tetap tidak mau melepas tombak dan parang di tangannya. Kapolsek Cibal lalu melepaskan tembakan ke arah Anci sehingga ia terjatuh. Anci pun meninggal dunia dan dibawa ke Puskesmas Pagal untuk divisum. Korban yang terluka atas nama Siprianus Jarut langsung dievakuasi keluarga ke RSUD Ruteng. Anci telah diserahkan kepada keluarga untuk proses pemakaman,” papar Daniel, seperti dilansir tribunnews.com, Senin, (27/11).
Kronologi Peristiwa
Anci yang meregang nyawa tersebut adalah orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) atau dalam term yang lebih populer (sekalipun tidak tepat) yaitu gila. Dari keterangan Iptu Daniel, selama ini, Anci mengidap penyakit tersebut dan ia berulah mengejar warga memakai parang dan tombak. “Anci sakit jiwa sehingga warga ketakutan saat Anci berulah di Kampung Nontol,” tutur Daniel.
Pada Minggu pagi ia mengejar dua warga setempat. Dua warga tersebut bernama Jeremias Haman dan Benediktus Udin (31). Kedua warga tersebut lolos dari pengejaran Anci sehingga mereka pun tidak mengalami sesuatu yang tidak diinginkan.
Namun, naas menimpa Siprianus Jarut. Pria enam puluh tahun itu yang tidak mengetahui sama sekali Anci sedang mengejar dua warga lain menjadi sasaran. Parang dan tombak mendarat di tubuh tuanya yang kian renta dan akibatnya dia mengalami luka serius pada tengkuk dan punggung. Jarut sempat melarikan diri namun tenaganya kalah kuat dengan Anci.
“Jadi awalnya Anci kejar dua warga, tapi keduanya selamat. Sekitar pukul 11.00 wita, Minggu (26/11/2017), ia berulah dan mengejar Jarut. Jarut pun terluka di tangan Anci,” demikian keterangan Ipda Daniel menjelaskan awal dari peristiwa tersebut.
Setelah melihat Siprianus Jarut jatuh terkapar dan bersimbah darah, warga setempat melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib yaitu Polsek Cibal. Atas laporan tersebut, kemudian Kapolsek dan anggotanya turuk ke lokasi. Di lokasi kejadian, Bonaventura Anci tidak lari ke mana-mana. Ketika Kapolsek mengajaknya untuk menyerahkan benda tajam yang ada di tanggannya saat itu pula dia malahan mau menyerang. Setelah melakukan tembak peringatan dan korban tidak menggubris, Kapolsek pun menembak Anci hingga pria tersebut pun jatuh dan melepaskan nafas terakhir.
Sejauh ini belum ada tanggapan dari pihak keluarga terhadap kematian sang korban. Tetapi jenasah korban sudah serahkan kepada pihak keluarga sesaat setelah divisum di Puskesmas Pagal. (RSF)