JPIC OFM.com – Pada hari Minggu (28/01/2018), Paus Fransiskus mengesahkan dokumen Konstitusi Apostolik terbaru yang berjudul Veritatis Gaudium. Dokumen tersebut ingin berbicara soal bagaimana Fakultas dan Universitas Gerejawi dipersiapkan dan dijalankan.

Fakultas dan Universitas Gerejawi yang dimaksud di sini ialah tempat pendidikan tinggi yang didirikan atau disahkan oleh
Vatikan dan yang mendapatkan pengakuan dari Tahta Suci. Veritatis Gaudium dibuat dalam rangka membaharui dokumen sebelumnya, yakni dokumen Sapientia Christiana yang diresmikan oleh St. Yohanes Paulus II pada tahun 1979.

Dokumen ini sendiri bertujuan untuk memasukkan sejumlah norma dan putusan baru terkait isu-isu aktual dari dokumen yang terdahulu serta untuk menjawab perubahan konteks sosial-budaya di seluruh dunia. Perubahan situasi yang terjadi itu terjadi dalam beberapa level berikut: Pada level yang paling luas, Masyarakat telah menempuh perjalanan jauh dalam empat puluh tahun terakhir, dan tidak semuanya berjalan ke arah yang baik.

Paus mengingatkan kita agar ke depannya melalui Veritatis Gaudium bahwa “segala sesuatu sekarang mencapai titik akhir, karena laju perubahan dan degradasi yang cepat” dan bahwa kita secara kultural berada dalam masa krisis – sosial, keuangan, dan lingkungan. Bagian penting dari misi Gereja untuk terlibat dan mencerahkan masyarakat manusia secara lebih luas adalah mengartikulasikan kekuatan dan daya transformatif magisterium Gereja.

Hal penting yang ditekankan melalui dokumen ini adalah menempatkan orang Kristen, awam dan religius, dalam tradisi intelektual dan menerima akumulasi pengetahuan Gereja. Dan permintaan akan pendidikan macam ini semakin meningkat. Misalnya, sekarang ini kaum awam mulai tertarik untuk mempelajari kitab hukum kanonik.

Pelajaran yang tidak diminati umat dan diterima begitu saja sebagai milik calon imam. Veritatis Gaudium datang sebagai respon terhadap peningkatan permintaan dari orangorang yang hendak membawa jawaban Gereja ke dunia yang lebih sekuler dan terbagi-bagi.

Veritatis Gaudium berarti Sukacita Kebenaran dan ini menangkap esensi tradisi akademis Katolik. Kebenaran adalah sesuatu yang esensial dan berakar pada Tuhan. Pencarian dan pengetahuan tentang kebenaran adalah pencarian untuk mengenal Tuhan dengan lebih baik, yang merupakan sumber kegembiraan manusia. Memperlengkapi orang beriman untuk memahami kebenaran ini dan membawanya ke realitas rumit dunia kita adalah sebuah karya yang mulia dan esensial.

Paus Fransiskus mencatat pada bagian pengantar bahwa “Teolog yang puas dengan pemikirannya yang lengkap dan konklusif itu biasa-biasa saja. Teolog dan Filsuf yang baik memiliki keterbukaan, yaitu, mengakui pemikiran yang tidak lengkap dan selalu terbuka terhadap mujizat Allah dan Kebenaran “.

Keterbukaan ini sangat penting dalam komunikasi antara yang kekal dengan yang temporal, namun tidak pernah datang dengan
mengorbankan kebenaran. Pada bagian pengantar, Paus Fransiskus berbicara tentang Gereja yang selalu dipanggil untuk “pergi” dan menegaskan bahwa Gereja harus menerapkan tujuan misi dan semangatnya di dunia akademis.

Veritatis Gaudium, dengan demikian, merupakan sebuah seruan intelektual yang berani berjuang bagi Gereja, untuk menjawab kebutuhan yang semakin jelas sebagaimana masyarakat sekuler kita berjuang untuk berpegang, bahkan pada kebenaran manusiawi yang paling mendasar sekalipun.

Sdr. Jerry Ranus, OFM
diolah dari: www.catholicherald.co.uk

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

one × two =