Sengari, JPICOFM.com Bertepatan dengan Peringatan Isra Miraj Nabi Muhamad, Sabtu, 14 April 2018 di aula Penginapan SVD, Sengari kelompok yang menamakan diri IMAMAT (Ikatan Masyarakat Adat Manggarai Anti Tambang) resmi diperkenalkan.
Perkenalan kelompok yang diinisiasi 1 September 2017 yang lalu oleh JPIC OFM Indonesia dan JPIC Keuskupan Ruteng, ditandai dengan Pembacaan Berita Acara Pembentukan Kelompok IMAMAT oleh Bapak Clemens Mon selaku ketua.
Kelompok IMAMAT adalah kelompok masyarakat adat yang terdiri dari Tua Adat, Tua Golo, dan Kaum Muda dari masyarakat adat di sekitar wilayah tambang bagian Utara Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat.
Selepas pembacaan berita acara, dilanjutkan dengan pemutaran video yang berisi testimoni dari para tua adat dan kelompok muda terkait pernyataan sikap yang tegas untuk menolak kehadiran tambang dan juga dukungan dari JPIC OFM Indonesia, JPIC Keuskupan Ruteng, Jaringan Advokasi Tambang Nasional (JATAMNAS), dan Fransiskan Internasional.
Budi Cahyono dari Fransiskan Internasional sangat mengapresiasi atas terbentuknya kelompok ini.
“Kami dari Fransiskan Internasional yang bermarkas di Geneva, Swiss sangat mengapresiasi atas terbentuknya kelompok IMAMAT,” tegasnya.
“Semoga dengan ini usaha penolakan terhadap tambang yang merusak komunitas masyarakat Adat dapat terus disuarakan, dan semoga kelompok ini dapat menginspirasi masyarakat Adat di belahan bumi yang lain,” harapnya.
Melalui kelompok ini, perjuangan terhadap keberadaan Masyarakat Adat dan ruang hidup mereka dapat secara bersama-sama diperjuangkan.
“Kelompok ini memberi harapan akan perjuangan yang berlandaskan pada persatuan, sehingga perjuangan kita tidak mudah patah, sebagaimana filosofi sapu lidi,” ungkap Romo Herman Ando, Vikep Reo yang menyempatkan diri untuk hadir dalam peresmian dan mendukung secara penuh setiap gerakan dari kelompok IMAMAT ini.