Aeramo, jpicofmindonesia.com – Sukacita persaudaraan di hari Kedua Temu OMK Lintas Paroki Fransiskan di Aeramo-Mbay, Jumat 15/6, lahir dari permainan outbound yang penuh keceriaan sekaligus menantang. Ebit Nuel, Kelas XI SMK, Peserta asal Paroki St. Fransiskus, cukup senang menikmati aneka permainan.
Semua permaian pagi hingga siang itu dimainkan dalam tim berangotakan 25 orang. Di sana kekompakan dibangun, sukacita dan keceriaan dialami, kerja sama menjadi kekuatan.
Ebit mengaku sangat senang dengan permainan Mouse Trap (jebakan tikus). “Dalam permainan itu dibutuhkan feeling untuk melangkah dengan tepat. Di samping itu, juga perlu kecakapan mendengar arahan pemandu kemana harus melangkah. Di sana ada pelajaran untuk saling mendengarkan juga.”
Saat memainkan Mouse Trap, pemain berjalan dengan mata ditutup kain melewati rintangan demi rintangan berupa tali yang jika disentuh maka ember air yang tergantung di atas kepala dua pemandunya akan jatuh. Ia harus mengikuti arahan dua pemandu yang berada di depannya agar bisa melangkah dengan tepat. Para pemandu ini berusaha agar pemain melewati jebakan demi jebakan lewat instruksi yang tepat. Jika temannya gagal, menyentuh tali jebakan, air di ember akan jatuh dan dua pemandu basah kuyub.
Hal serupa dialami Bernadeta Ajah, dari Paroki Yesus Kerahiman Ilahi, Aeramo. Ia sangat senang dengan permainan menara air. Saat permainan itu dilakukan ”posisi sedang panas-panas.Terus basah. Juga ada keceriaan di antara teman-teman dan saling kerja sama.”
Brayen, dari Paroki St. Fransiskus Assisi Tentang mengaku tertarik dengan permainan spider web, jaring laba-laba. Tali rafia dirangkai menyerupai jaring laba-laba. Tiap kelompok membantu anggotanya untuk melewati lubang jaring tanpa menyentuh tali. Dengan usaha sendiri, peserta pasti selalu gagal dan mendapat sanksi, memberi pipi untuk disuap dengan lumpur oleh pemandu. “Dibutuhkan kerja sama dan kekompakan dalam kelompok!” ungkap Brayen.
Selain mouse trap, spider web, menara air, masih ada permainan lainnya yakni menuntun orang buta, vulcano track, dan bola persaudaraan.Semua permainan outbound ini, Kata Pater Asep Cahyono OFM, selaku penggagas dan penanggung jawab seluruh permainan, sengaja dipilih dan dikemas untuk menumbuhkan keakraban dan kerja sama tim, saling membantu dan saling mendengarkan satu sama lain.
“Refleksi atas permainan-permainan ini sebetulnya penting untuk dilakukan guna menemukan pesan-pesan yang bermakna untuk hidup sehari-hari. Namun karena keterbatasan waktu, hal itu tidak sempat dilakukan. Harapannya, peserta sendiri yang menarik makna dari aneka permainan itu untuk kehidupannya ” tambah Pastor Asep.
Rupanya tidak hanya rasa senang yang dialami dalam permainan-permainan itu. Peserta asal Paroki St. Fransiskus, Pheik, juga merasa cape dan marah. Marahnya kenapa? Karena kelompok kadang tidak kompak. Lain yang disuruh, lain yang dibuat. Tetapi dibalik semua itu, tetap ada rasa persaudaraannya.”)***