Jpicofmindonesia.com – Apakah Anda merasa hidupmu berat dibebani tuntutan, kecemasan, dan ketakutan? Sudahkan Anda kehilangan antusiasme dan spontanitas? Kita kadang lupa bahwa Roh Kristus menyemangati kita. Kita kehilangan belarasa, walaupun mengikuti jalan hidup Yesus, kita menjadi macet, terhenti dalam agenda-agenda kita.

Semangat kita menjadi lesu, hidup terasa berat karena kita kehilangan kebebasan dan keseimbangan dalam bagian yang paling dalam. Kita rindu akan kepercayaan seperti seorang anak dan mendambakan kesederhanaan, sehingga, sekali lagi kita dapat berpusat pada apa yang lebih penting.

Radikalisme Injili Fransiskus

Mengikuti Yesus, Fransiskus menyingkapkan Roh di segala tempat dalam hidupnya sendiri, dalam diri orang lain, dan dalam alam. Leonardo Boff menegaskan “Radikalisme injili Fransiskus diliputi terang dan daya pesona batin karena secara mendalam ditandai kegembiraan, kehalusan budi bahasa dan humor. Padanya terdapat suatu kepercayaan yang tidak dapat dilihat dalam manusia dan dalam kebaikan kasih Allah.

Saudara-saudaranya mengetahuinya sebagai seorang yang memestakan kehidupan, bergembira dalam Roh, dan sering tenggelam dalam ekstase. Ia bernyanyi dan menari di lapangan-lapangan terbuka, ciliputi cinta akan Allah. Keterpesonaannya membuatnya tergila-gila akan Allah, seorang badut alam semesta. Dia tidak dapat mengendalikan antusiasmenya karena dia mencintai Allah dengan seluruh dirinya dan melihat Allah hadir dimana-mana.

Ingat kembali saat engkau menyaksikan matahari terbenam, dan ketika engkau mengalir bersama kelembutan cahaya bola mentari pada ufuk horizon, engkau merasakan getaran melodi musik dalam jiwamu. Apakah engkau merasakan dengan penuh sukacta dan secara sempurna asyik pada saat-saat itu seolah-olah engkau sedang merasakan ritme daya kekuatan mendalam dan misteri keselarasan?

Fransiskus mengundang kita mendengar kata-kata yang berbicara dalam batin kita, pada pusat ciptaan. Ia mengundang kita untuk merespons tidak hanya dengan suara, tetapi dengan seluruh hidup kita. Hidup kita sendiri menjadi suara, bergema.

Waktu Sukacita

Kita selalu memikirkan kegembiraan dalam hubungan degan waktu-waktu yang baik, tetapi untuk Fransiskus kegembiraan dapat terjadi sekalipun dalam kegelapan. dalam penyangkalan diri, ia menjumpai kegembiraan karena, tidak soal betapa sulitpun situasi orang banyak, ia tahu bahwa hatinya sendirian dan tetap bebas berkontak dengan Allah.

Dia mengundang semua saudaranya untuk merespon cinta yang paling dalam dan luas dalam kegembiraan keramah-tamahan dalam segala relasi mereka.

Menyadari kemampuan kita untuk menghayati sukacita penuh, Roh Kudus setiap hari membuka hati kita untuk menyanyikan sebuah lagu. Ini bukan hanya nyanyian kita sendiri, kita hanya turut menciptakan sebuah musik cinta yang bergetar dalam diri orang lain, secara khusus orang miskin dan tak berdaya, dan dalam seluruh dunia natural.

Ketika hidup kita tenggelam dalam lagu ini, kita dipenuhi dengan cinta. Menyadari irama dan ritme Roh dalam hidup kita sendiri, dalam hidup orang lain, dalam dunia, kita bergembira di dalamnya dan mengalami suasan surgawi di bumi ini.

Wayne Simsicdisadur oleh Sdr. Hendrikus Seta OFM dalam Hikmat Fransiskus, Hikmat Kita

 

 

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here