Yogyakarta, jpicofmindonesia.com – Kesempatan istimewa didapat pada hari terakhir Studi Bersama KKP PMP dan JPIC Regio Jawa yang berlangsung 3-6 Juli di Yogyakarta. Betapa tidak, para peserta mendapat kunjungan khusus dari Ketua KKP PMP KWI, Mgr. Dominikus Saku.

Mgr. Domi yang baru saja mengikuti pertemuan di Bali berkenan memberi masukan dan peneguhan untuk para peserta Studi bersama, di Wisma Shakuntala, Pantai Krakal.

Menyoroti Humman Traficking

Mgr. Domi mengawali masukan dan peneguhan dengan sharing persoalan humman traficcking yang menjadi persoalan utama di NTT.

“Saya berasal dari daerah yang syarat dengan persoalan, terutama humman trafficking, dan karena itu saya pun adalah “korban” pemilihan saat diangkat menjadi Ketua KKP PMP KWI,” kisahnya yang disambut gelak tawa para peserta.

Tentu ini bukan lelucon belaka. Uskup Domi menyadari betul bahwa daerah kegembalaannya Keuskupan Atambua secara khusus dan NTT secara umum adalah tempat praktek perdagangan manusia yang selalu disoroti. Bahkan NTT digelari Nusa Peti Mati lantaran setiap tahun selalu dikirim jenasah TKI yang pulang tanpa nyawa dan jasad yang utuh. Menjadi tugas dan panggilan beliau serta para uskup Nusra seluruhnya untuk berkomitmen melawan praktek perdagangan orang ini.

Sr. Agata, RGS yang selama ini bersama-sama teman-teman Jaringan Peduli Migran (JPM) di Keuskupan Agung Jakarta mempertanyakan komitmen Gereja NTT dan pemerintah NTT dalam mengatasi kasus humman trafficking.

“Bersama teman-teman JPM, kami seeing membantu pemulangan TKI asal NTT. Ada yang pulang tanpa nyawa, tetapi mengapa hal tersebut tidak pernah mengurangi minat TKI asal NTT bahkan secara ilegal?” tanya Agata.

Menanggapi pertanyaan tersebut, Mgr. Saku memaparkan bahwa persoalan humman trafficking di NTT merupakan persoalan yang sangat kompleks dan menjadi salah satu fokus perhatian dari para Uskup Nusra. Ada upaya untuk mencegah dengan memberi penyadaran dan bekerjasama dengan para pihak, terutama dengan mendorong para calon dalam pileg, pilkada dan pilgub untuk memberi perhatian pada soal humman trafficking. 

Baca Juga: Mgr. Dominikus Saku Meneguhkan Komitmen KKP PMP Keuskupan dan JPIC Konggregasi Regio Jawa

“Semoga mereka yang terpilih, secara khusus gubernur dan kepala daerah tingkat II, nantinya mempunyai prioritas khusus untuk melawan praktek-praktek perdagangan orang ini,” harapnya.

Uskup Domi juga berharap agar Gereja Nusra, entah itu institusi maupun seluruh Umat Beriman Katolik NTT untuk bertanggungjawab mengatasi persoalan tersebut.

“Gereja hendaknya berani bersuara lantang untuk menjadi pelopor dalam upaya mengatasi persoalan humman trafficking,” tegasnya.

Hari Studi diakhiri dengan rekreasi bersama di pantai Krakal. Para peserta diajak menikmati keindahan pantai dan berkesempatn bersnorkling ria di Pantai Slili.

Chst/jpicofm

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

twenty + three =