Uskup Atambua Mgr Dominikus Saku saat ditemui di Gedung Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Cut Meutia Menteng, Jakarta Pusat, Kamis, 8/11.

Yogyakarta, jpicofmindonesia.com – Bertempat di pesisir Pantai Selatan Gunung Kidul, para peserta studi bersama KKP PMP Keuskupan dan JPIC Konggregasi Regio Jawa mengakhiri hari studi dengan mendapat peneguhan istimewa dari Ketua Komisi KKP KWI, Mgr. Dominikus Saku.

Mgr. Domi mengawali masukan dan peneguhan dengan sharing persoalan humman traficcking yang menjadi persoalan utama di NTT.

“Saya berasal dari daerah yang syarat dengan persoalan, terutama humman trafficking, dan karena itu saya pun adalah “korban” pemilihan saat diangkat menjadi Ketua KKP PMP KWI,” kisahnya yang disambut gelak tawa para peserta.

Tentu ini bukan lelucon belaka. Uskup Domi menyadari bahwa daerah kegembalaannya Keuskupan Atambua secara khusus dan NTT secara umum adalah tempat praktek perdagangan manusia yang selalu disoroti. Bahkan NTT digelari Nusa Peti Mati lantaran setiap tahun selalu dikirim jenasah TKI/TKW yang pulang tanpa nyawa dan jasad yang utuh. Menjadi tugas dan panggilan beliau serta para uskup Nusra seluruhnya untuk berkomitmen melawan praktek perdagangan orang ini.

Menanggapi pertanyaan peserta, Mgr. Saku memaparkan bahwa persoalan humman trafficking di NTT merupakan persoalan yang sangat kompleks dan menjadi salah satu fokus perhatian dari para Uskup Nusra. Ada upaya untuk mencegah dengan memberi penyadaran dan bekerjasama dengan para pihak, terutama dengan mendorong para calon dalam pileg, pilkada dan pilgub untuk memberi perhatian pada soal humman trafficking.

“Semoga mereka yang terpilih, secara khusus gubernur dan kepala daerah tingkat II, nantinya mempunyai prioritas khusus untuk melawan praktek-praktek perdagangan orang ini,” harapnya.

Absennya Sistem Yang Adil

Salah satu penyebab munculnya persoalan terkait keadilan dan perdamaian adalah absennya siatem yang adil.

“Pemerintah sering absen untuk menjamin keadilan bagi masyarakatnya. Kebijakan-kebijakan seringkali melangkahi sistem yang adil,” ungkapnya.

Meski demikian, beliau masih berharap untuk perubahan. Ada secerca harapan yang mana suara Gereja mulai didengar.

“Bersyukur, dalam beberapa waktu ini, pemerintah mulai menaruh perhatian dalam beberapa aspek, seperti gerakan paralegal, gerakan aksi tanpa kekerasan yang merupakan masukan dari Komisi KKP PMP KWI,” tambahnya.

Apresiasi dan Terima Kasih

Bapa uskup secara khusus mengapresiasi gerakan KKP PMP dan JPIC Konggregasi Regio Jawa yang dengan komitmen dan kemauan besar secara aktif bertemu dan mengadakan kegiatan bersama.

“Panorama Gereja Indonesia yang kompleks dangan persoalan yang beranekaragam masalah, masih ada begitu banyak pihak yang berkehendak baik. Apa yang dilakukan KKP PMP Regio Jawa menjadi inspirasi juga bagi banyak orang dan KKP PMP Regio yang lain,” ungkap Uskup Atambua ini.

Baca Juga: Isu Humman Trafficking Dibahas Di Pertemuan KKP PMP dan JPIC Regio Jawa

“Gereja Indonesia di hadapan berbagai persoalan bangsa yang terjadi semakin menunjukkan kehadirannya sebagai pengikut Kristus. Mudah-mudahan ini menjadi contoh – bukan karena takut – bahwa tindak kekerasan tidak boleh dibalas dengan kekerasan. Ini adalah praktek nyata dari upaya mewujudkan perdamaian yang diperjuangkan oleh saudara-saudara,” lanjutnya.

Peduli Kendeng

Dalam RTL (Rencana Tindak Lanjut) KKP PMP dan JPIC Konggregasi Regio Jawa memberi perhatian khusus pada persoalan ekologi, secara khusus terkait persoalan semen di Pegunungan Kendeng. Dalam rencananya, para peserta akah hadir bersama masyarakat Kendeng pada bulan Oktober nanti.

Terhadap pilihan itu, Uskup Saku memberi apresiasi dan mendukung secara penuh rencana tersebut. “Saya mengapresiasi pilihan teman-teman Regio Jawa untuk memberi perhatian khusus pada persoalan ekologi. Semoga dengan rencana dan kehadirannya nanti, membawa kedamaian dan meneguhkan warga di sana,” lanjutnya.

Sebelum menutup peneguhannya, Bapa Uskup meminta para peserta untuk tetap menempatkan Tuhan yang hadir dalam Ekaristi sebagai pegangan utama ketika segala pegangan di dunia tidak dapat diharapkan lagi. “Dengan kekuatan Kristus, jalani komitmen bersama, tetaplah menjadi contoh bagi KKP PMP di Regio yang lain, demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan mereka yang kita layani,” tutupnya.

 

Baca Juga: Terlibat Aktif Dalam Advokasi Kebijakan Publik

Chst/jpicofm

 

 

 

 

 

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

8 − 7 =