Yogyakarta, jpicofmindonesi.com Di bawah tema besar “Gereja Yang Berani Kotor, Memar,  dan Terluka”, studi bersama di hari kedua Rabu, 04/07 menghadirkan sejumlah peneliti dan praktisi dalam bidang hukum dan sosial. Dengan kombinasi ini diharapkan agar para peserta tidak hanya diperkaya dari segi pengetahuan teoretis terkait advokasi tetapi juga dari segi pengalaman para praktisi.

Peluang Advokasi di Bidang Pengambilan Kebijakan

Para peserta diajak untuk lebih dalam menyadari tugas dan perannya dalam melakukan advokasi melalui masukan dari para akademisi dan juga mendengarkan cerita advokasi yang pernah dijalani selama ini oleh beberapa praktisi sesuai dengan konteksnya masing-masing.

Pertama-tama para peserta diajak untuk menyadari dasar perjuangannya untuk membela kaum yang dimarjinalkan adalah bagian dari upaya untuk mempromosikan dan memperjuangkan Hak-hak dasar manusia. Salah satu celah untuk memperjuangkan hak-hak dasar adalah melakukan advokasi di bidang pengambilan kebijakan.

Baca Juga: Mgr. Dominikus Saku Meneguhkan Komitmen KKP PMP Keuskupan dan JPIC Konggregasi Regio Jawa

“Tujuannya adalah untuk memperjuangkan hak sipil dan politik sehingga terjadi perubahan kebijakan dimana negara lebih responsif (transparan, akuntabel, partisipatif dan inovatif) terhadap kepentingan masyarakat dan juga untuk membangun kesadaran warga agar kritis dan aktif (partisipasi dan berdaya) dalam rangka kebijakan yang akan dikeluarkan pemerintah untuk kehidupannya,” ungkap Kiki, praktisi dari Ombudsman DIY.

“Untuk itu, dibutuhkan krangka advokasi yang tepat”, lanjutnya.

Terkait kebijakan publik, para peserta juga diperkaya dengan kehadiran Ibu My Esti Wijiyati – DPR RI KOMISI X Fraksi PDI Perjuangan. Beliau mensharingkan perannya sebagai seorang Katolik dalam dunia politik dan bagaimana mereka berjuang untuk membuat peraturan perundang-undangan, menyusun anggaran, dan pengawasan terhadap pemerintah dengan segala dinamika politik yang terjadi di dalamnya.

Dalam rangka advokasi, Esti secara khusus menyoroti peran para peserta untuk aktif dalam menghidupi dan mempromosikan nilai-nilai pancasila sebagai panggilan imannya. “Jangan takut untuk berpolitik dan menyuarakan nilai-nilai Pancasila. Pancasila itu adalah nilai-nilai Kristiani yang tanpa disebutpun sudah tertera di dalamnya,” jelasnya.

Hal tersebut diamini oleh Rm. Agis, OCarm, Ketua KKP PMP Regio Jawa. Menurut Pastor Paroki Tidar, malang ini, nilai Pancasila adalah nilai Injili. “Dalam beradvokasi, tanpa berbicara tetnang Katolik, cukup dengan menyuarakan nilai-nilai Pancasila, pada dasarnya kita sudah berbicara tentang iman Kristiani, nilai-nilai Injil yang ditawarkan oleh Yesus,” ungkapnya.

Selanjutnya Agis mengajak semua peserta dan seluruh umat Katolik untuk memanfaatkan perannya dalam pembangunan dengan ikut terlibat dalam musrembang. Musrembang mulai dari tingkat paling kecil harus dimanfaatkan dengan baik. Hanya selama ini kaum religius dan umat katolik tidak terlalu memanfaatkannya dengan baik.

“Gereja dan kaum religius tidak aktif dalam musrembang ataupun juga dalam rapat RT/RW, padahal melalui kegiatan tersebut, kita dapat memperjuangkan keadilan di kebijakan publik, karena itu Gereja perlu terlibat aktif,” tutupnya.

Hal tersebut sekaligus dibenarkan oleh aktivis, Mba Widi yang memberikan dasar legal untuk kegiatan tersebut. “UU 25 2004 tentang musrembang memberi peluang bagi kita untuk terlibat aktif, supaya kebijakan publik bisa menantang aspirasi, keinginan dan kebutuhan warga,” paparnya.

Niat Baik Saja Tidak Cukup!

Kiranya semakin disadari oleh para peserta Hari Studi Bersama KKP-PMP-JPIC Regio Jawa bahwa dalam langkah-langkah advokasi ketika berhadapan dengan berbagai masalah yang terjadi di tengah masyarakat niat baik saja tidak cukup. Ada begitu banyak langkah dan strategi yang mesti ditempuh dan dibentuk untuk secara sungguh menunjukkan kepedulian serta kehadiran Gereja di tengah dunia.

Dalam berbagai tanggapan yang diberikan oleh peserta terungkap dengan jelas bahwa melalui studi bersama ini peserta tidak hanya diperteguh dalam langkah-langkah advokasi selama ini tetapi juga sangat membantu dalam membangun aliansi serta menyusun langkah yang lebih strategis.

Baca Juga: Gereja Yesus Kristus Atau Gereja Pilatus?

Chst&Jerr/JPIC OFM

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

3 + nine =