Siswa/i SMP Marsudirini-Bekasi saat mengikuti sesi retret. (foto: Rian Safio/jpic ofm Indonesia)

JAKARTA_JPIC OFM Indonesia, Tim Animasi Justice, Peace, and Integrity of Creation (JPIC) OFM Indonesia hadir di tengah-tengah 130-an Siswa/i SMPK Marsudirini-Bekasi di Wisma Samadi, Kelender, Jakarta, Senin 22- Rabu 24 Oktober.

Mereka (Tim Animasi JPIC OFM-red) hadir dalam rangka sebagai fasilitator retret ‘Laudato Si’ untuk tunas-tunas muda harapan bangsa yang diasuh para suster Ordo Santo Fransiskus (OSF)- Semarang.

Sdr. Fransiskus Sulaiman Ottor OFM, salah satu tim animasi tersebut, mengaku cukup senang melihat antusiasme anak-anak dalam mengikuti kegiatan tersebut.

Sdr. Charlest OFM sedang menyampaikan materi “Mendengar Jeritan Bumi dan Jeritan Orang Miskin (foto: Rian Safio/JPIC OFM Indonesia).

“Untuk saya kegiatan ini menarik dan sangat menyenangkan. Menarik karena anak-anak milenial ini mau peduli terhadap alam citptaan dan lingkungan yang memang sudah rusak hari ini,” ungkap Fresko sapaan akrabnya, Selasa (23/10).

Hal yang sama disampaikan salah seorang peserta, yakni Jesselena Arinda putri. Yesa, sapaan manisnya, menuturkan sangat  bersyukur dengan adanya kegiatan ini.

Bagi dara manis ini, materi yang diberikan para fasilitator membantu dia menyadari sikapnya terhadap alam selama ini. “Saya tahu lebih dalam tentang pentingnya menjaga alam citptaan di dunia ini Aku pengen menjaga serta berteman dengan alam sekitar,” ungkap Yesa polos.

Adapun dalam  kegiatan retret ini, anak-anak diperkenalkan dengan berbagai tema-tema seputar lingkungan hidup, yakni ‘jeritan bumi jeritan orang miskin, makan berkesadaran, doa kosmik, dan rosario Laudato Si’.

Selain itu mereka dilatih untuk mengasah kepekaan dan kepedualian terhadap ciptaan/lingkungan dengan meditasi 3 L. Adapun meditasi tersebut, yaitu meditasi alam dengan tiga langkah : Linger (berhenti), Learn (mendengarkan), dan Love (mencintai).

Pembuatan Video: Medium Internalisasi dan Pewartaan

Hari kedua  (Selasa, 23/10) kegiatan yang bertujuan mengasah kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan ini, para peserta berdinamika dalam kelompok untuk membuat video animatif.

Tema-tema video yang mereka buat tersebut sesuai dengan tema-tema yang menjadi keprihatinan Paus Fransiskus dalam Ensiklik Laudato Si, antara lain: masalah air, udara, tanah, human tarfficking, korupsi, hoax, perubahan iklim, keanekeragaman hayati, kemiskinan, dan aborsi.

Dalam jangka waktu yang tergolong singkat dan perlatan yang sederhana, anak-anak asuh Sr. Coleta OSF tersebut berhasil membuat 12 video dengan beragam tema dan sudut pandang.

Ketua Tim Pendamping Sdr. Charlest Talu OFM menuturkan, hasil kreativitas dalam bentuk video dari para siswa Marsudirini tersebut menjadi sarana internalisasi bahan yang sudah disampaikan dan juga menjadi sarana untuk mewartakan apa yang sudah  mereka terima sehingga semakin banyak orang muda yang tergugah dan tertarik untuk ambil bagian dalam upaya menjaga bumi rumah kita bersama melalui tindakan-tindakan praktis.

Selain itu, tambah Charles, sapaan karibnya, video-video tersebut juga merupakan sebuah proses di mana para siswa mampu sejenak berhenti untuk melihat fakta krisis lingkungan lalu berusaha mendengarkan jeritan dan rintihan dari setiap ciptaan hingga akhirnya tumbuh kepekaan untuk mencintai melalui tindakan nyata.

Mereka Diutus Jadi Duta ‘Laudato Si’

Terpujilah Engkau Tuhanku atau Laudato Si yang menjadi judul ensiklik Paus Fransiskus yang  diinspirasi oleh St. Fransiskus kiranya terus menggema dalam diri para siswa/i Marsudirini.

Setelah berproses selama hampir tiga hari, anak-anak milineal itu diutus menjadi duta  Laudato Si. Perayaan Ekaristi yang dipimpin Romo Joss Kokoh, Pr mengiringi perutusan  mereka  untuk menjadi Duta Laudato Si di tengah keluarga, sekolah dan masyarakat.

(Tim JPIC OFM, RD. Joss Kokoh, Pr, Guru-guru pendamping, dan para siswa/i berpose bersama usai perayaan Ekaristi, Rabu (24/10), foto. Rian Safio)

“Adik-adik sekalian, kalian menjadi duta  damai untuk semesta sehingga bumi sebagai rumah kita bersama menjadi tempat di mana nama Tuhan juga semakin dimuliakan melalui manusia dan segenap ciptaaan yang mengalami kembali keharmonisan Taman Eden kini dan sekarang ini,” pesan Sdr. Charlest.

Ibu Rosa, salah seorang guru dan ikut mendapingi kegiatan tersebut, mengharapkan hal yang sama. “Anak-anakku sekalian, kalian sudah mendapat banyak  materi selama beberapa hari dan saatnya kalian melakukan apa yang sudah diberikan oleh pendamping selama retret ini,” tandasnya.)***

Rian Safio/JPIC OFM Indonesia

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

1 × 3 =