Bogor, JPICOFMindonesia.com – Ajaran Sosial Gereja (ASG) adalah identitas Gereja Katolik dalam perutusannya di tengah-tengah dunia zaman sekarang.

Hal itu diungkapkan Dr. Peter C. Aman, OFM dalam seminar Sesi III, Pertemuan Yayasan Pendidikan Persekolahan Fransiskan-Fransiskanes Seluruh Indonesia di New Ayuda Hotel Bogor, 13/10.

“Ajaran Sosial Gereja sebagai identitas merupakan  kekhasan Gereja Katolik yang tidak dimiliki oleh denominasi lain. Dari Gereja kita membawa sesuatu untuk hidup yang lebih baik,” terangnya.

Menjadi Sungguh-sungguh Katolik

Peter berharap, sekolah-sekolah Katolik terutama yang dikelola oleh para Fransiskan tidak abai dengan Ajaran Sosial Gereja. “Jangan sampai dalam pendidikan, kita melupakan Ajaran Sosial Gereja,” harapnya.

Sebagai orang Katolik, terutama yang dipercayakan untuk mengurus bidang pendidikan, Doktor lulusan Alfonsianum itu mengajak para peserta untuk tidak tinggal diam.

“Lantas sebagai orang Katolik, kita mau bikin apa? Ikut-ikut saja? Atau mau setia pada Yesus menjadi garam dan terang? Memang yang paling enak, ikut-ikut saja, apalagi dalam gelap, kita tidak di kenal. Tetapi, kalau kita mau serius, kita harus mengikuti seruan gereja melalui konsili vatikan II. Kita masih jauh, banyak PR dan utang kepada Tuhan Allah, kepada manusia, dan kepada Gereja,” ungkapnya.

“Kalau ASG bagian dari iman katolik dan keadilan sosial sebagai bagian integralnya, maka itu harus menjadi bagian hakiki dari identitas dan pendidikan Katolik. Kita tidak bisa berbicara tentang orang miskin, ekologi, tanpa memahami keadilan. Jika pendidikan dan formasi katolik gagal mengajarkan ASG, maka pendidikan dan formasi tersebut tidak sungguh katolik,” lanjut Peter.

Menurut Peter, orang sungguh-sungguh Katolik dan sekolah itu sungguh-sungguh Katolik kalau memahami apa hakikat imannya sebagai orang Katolik yang berdimensi sosial.

Baca Juga: Pendidikan Yang Bercorak Humanisme Persaudaraan Dalam Spirit TAU

“Sehingga kalau kita mendalami ASG, maka kita menemukan hakekat iman kita yang sosial. Kita tidak bisa menyebut diri Katolik jika tidak mendengar dan menghormati panggilan Gereja yang melayani mereka yang membutuhkan serta bekerja demi keadilan dan perdamaian,” paparnya.

Menurut dosen Moral STF Driyarkara ini, Ajaran sosial Gereja berakar dalam KS dan apa yang ada dalam Ajaran Sosial Gereja adalah aplikasi dari Kitab Suci pada zaman sekarang. Warta injil tetap relevan kendati konteks dan situasi yang berbeda, dan injil dapat berbicara terus menerus dalam setiap situasi.

Integrasi Dalam Pendidikan Katolik

Pada akhir presentasinya, Peter berharap agar program dalam sekolah katolik, pendidikan kaum religius, pendidikan iman umat merupakan tempat penyebaran apa itu Ajaran Sosial Gereja yang merupakan bagian dari iman katolik yang harus dibagikan. Lebih dari itu, ASG mesti berakar dalam doa dan kebaktian suci. Mengembangkan spiritualitas publik/sosial, bukan privat – individual; kita tidak dipanggil untuk meninggalkan dunia ini tetapi untuk mengurus dunia.

“Integrasi harus menjadi pilihan dan harus menjadi inti dari pembelajaran. Karena itu para pendidik harus tahu isi Ajaran Sosial Gereja. Dengan mendalami ASG kita disadarkan bahwa karya karitatif perlu tetapi tidak cukup. Kita butuh transformasi cara berpikir,” tutupnya.***

Charlest, OFM

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here