JAKARTA, JPIC OFM Indonesia, Dosen Teologi Moral Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara, RP. Dr. Peter C. Aman OFM mengatakan menjadi seorang pembela Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan (salah satu) jalan menuju kesucian sosial.
Hal tersebut disampaikan doktor lulusan Universitas Alfonsianum, Roma (2006) itu dalam sarasehan 70 Tahun Deklarasi Umum Hak Asasi manusia (Duham) yang bertajuk “HAM sebagai Tulang Cinta Kasih Kristiani”, di Gedung Aula Lembaga Daya Dharma, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu (8/12).
Menurut Pater Peter, sapaan akrabnya, kesucian sosial kurang mendapat tempat dalam refleksi orang Kristen. Orang Kristen tidak menyadari bahwa ada yang namanya kesucian sosial politik, kesucian sosial ekologis, dll.
Baca Juga: HAM Sebagai Sebuah Agenda Peradaban
Sehingga untuk kita (orang Kristen-red) di zaman kiwari ini, sambung Ketua Komisi JPIC OFM Indonesia dalam sarasehan yang diselenggarakan oleh Yayasan Mitra Hukum dan Lembaga daya Dharma itu, jalan menempuh kesucian sosial Kristiani itu dengan (salah satunya) membela Hak Asasi Manusia.
Mengutip Paus Paulus VI dalam Populorum Progresio 13, Pater Peter mengatakan, “Orang Kristen (Gereja) adalah ahli dalam hal kemanusiaan. Oleh Paus Fransiskus, ahli dalam hal kemanusian di zaman ini diterjemahkan dalam keberpihakan pada para pengungsi dan degradasi lingkungan hidup.
Mengapa para pengungsi? Karena para pengungsi adalah orang-orang yang hak asasi-nya paling tidak dihargai. Paus melihat banyak orang yang mencuci tangan dengan masalah pengungsi.
Sementara, Paus mengkongkritkan perjuangan membela HAM dengan perjuangan membela keutuhan lingkungan karena degradasi lingkungan yang paling rawan terkena imbasnya adalah orang-orang kecil, miskin, dan termarjinalkan.)***
Rian Safio/JPIC OFM Indonesia