Kiri - Kanan: Thomas suwarta (moderator), Hironimus Hilapok (Direktur Papua Circle Institute, Adriana Elizabeth (Peneliti LIPI), dan Haris Azhar (Praktisi HAM)). Foto: )eksposenews.com

NASIONal, JPIC OFM Indonesia, Tragedi penembakan 31 pekerja jembatan di Nduga, Papua beberapa pekan lalu meninggalkan luka dan duka bagi keluarga korban dan juga segenap anak bangsa di tanah air.

Menurut Peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elizabeth, untuk menguarai benang kusut itu, perlunya dialog lintas sektor masyarakat seperti pemangku adat setempat, pihak keamanan, pemerintah, akademisi, dll.

Baca Juga: JPIC OFM: Isi Pergub Moratorium Tambang di NTT Tak Segarang Pernyataan Victory – Joss

Hal tersebut disampaikan Adriana dalam  diskusi publik yang selenggarakan Dewan Pengurus Daerah (DPD) Vox Point DKI Jakarta, di  gedung Sanggar Prativi, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Sabtu, (15/12/2018).

Perempuan yang melakukan kajian khusus terhadap Papua itu melihat, konflik di Papua yang terjadi selama ini, tak terkecuali tragedi Nduga, disebabkan oleh berbagai faktor, yang berkelindan satu sama lain seperti faktor sosiologis sangat dominan yang  berkelindan dengan ideologi politik tertentu.

Untuk diketahui, dalam diskusi publik  ini hadir juga pembicara lain, yakni  Hariz Azhar (Praktisi HAM), dan Hironimus Hilapok (Direktur Papua Circle Institute).

Sementara yang mengatur lalu lintas (moderator) diskusi ini adalah Thomas Suwarta, Direktur Direktorat Edukasi dan Pemberdayaan Awam Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Point Indonesia.)***


Rian Safio/JPIC OFM Indonesia 

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

thirteen + 9 =