Jpicofmindonesia.com – Hari ini Gereja Katolik memasuki masa Pra Paskah yang ditandai dengan penerimaan Abu. Masa Pra Paskah bagi Gereja Katolik adalah masa yang digunakan untuk mempersiapkan diri agar dapat merayakan Paskah dengan lebih baik. Masa Pra Paskah ditandai dengan pantang dan puasa.
Pantang dan Puasa adalah masa yang baik untuk memeriksa diri dan tindakan kita terhadap Tuhan, sesama, dan lingkungan hidup kita.
Persoalan lingkungan hidup seringkali berawal dari kelalaian kita melalui tindakan-tindakan yang sangat sederhana, tetapi berdampak besar dan luas. Karena itu untuk mengatasinya perlu memulai juga dari hal-hal yang sederhana yang dapat dilakukan sehari-hari.
Masa Pra Paskah dapat digunakan juga untuk mewujdukan pertobatan ekologis melalui tindakan-tindakan pantang dan puasa yang pro lingkungan hidup, membela saudara dan saudari kita yang rentan melalui tindakan kita.
Majalah Utusan, melalui akun instagramnya mengunggah 6 Pantang dan Puasa Ala Milenial.
- Puasa Memakai Plastik. Plastik adalah persoalan lingkungan hidup yang paling menghantui kita sekarang. Tanah dan laut kita dicemari oleh sampah plastik yang kita hasilkan setiap hari. Karena itu, pada masa ini, marilah kita memanfaatkannya untuk Puasa dari Plastik. Coba bertanya ke diri masing-masing, berapa sampah plastik yang saya hasilkan setiap hari?
- Puasa Menggunakan Kendaraan Pribadi. Persoalan polusi dan kemacetan seringkali disebabkan oleh banyaknya kendaraan pribadi. Selain dapat menghemat, penggunaan kendaraan umum dapat juga mengurai kemacetan dan artinya dapat mengurangi kebutuhan terhadap bahan bakar kendaraan yang dihasilkan baik dari tambang yang seringkali merusak lingkungan hidup dan juga kehidupan masayarakat yang ada di sekitarnya.
- Pantang Gosip dan Menyebar Hoax. Kita sedang dihadapkan pada persoalan penyebaran berita-berita bohong (hoax) dan gosip yang dapat menghancurkan. Pada masa Pra Paskah ini, hendaknya ini menjadi salah satu pilihan kita untuk melakukan pantang.
- Pantang Belanjan yang Nggak Perlu. Sikap konsumtif adalah dasar dari segala bentuk kerusakan lingkungan hidup. Keserakahan membuat kita merasa tidak cukup akan apa yang sudah kita miliki. Alangkah baiknya memiliki sikap “cukup” untuk mengatasi perilaku konsumtif. Mari kita membedakan mana yang menjadi keinginan dan mana yang menjadi kebutuhan kita pada masa Pra Paskah ini.
- Pantang Membuang Makanan. Paus Fransiskus pernah mengatakan bahwa membuang makanan adalah merampas hak orang miskin. Data menunjukkan bahwa 1,3 milyar ton makanan dibuang setiap harinya sementara 800 juta orang mengalami gizi buruk. Karena itu, baiklah kita tidak membuang-buang makanan ambil secukupnya, masak secukupnya, dan jika ada kelebihan berbagilah kepada mereka yang membutuhkan.
- Pantang Membuang-buang Air Bersih. Air adalah kebutuhan pokok kita. Akan tetapi, fakta menunjukkan bahwa kurang dari 1% air bersih yang dapat diminum atau sekitar 2.709 juta km2 sementara 76 % air telah tercemar sekitar 205. 845 juta km2. Selebihnya digunakan untuk kebutuhan irigasi, industri, dan lain sebagainya. Sekitar 2 milyar orang sedang menghadapi KRISIS AIR dan ada 3,9 juta orang di Indonesia menghadapi hal serupa. Pilihan untuk tidak membuang-buang Air bersih adalah pilihan yang berkeadilan yang pantas kita perjuangkan di masa Pra Paskah ini.
Demikian 6 pilihan pantang dan puasa ala milenial yang dapat membantu mengatasi persoalan lingkungan hidup melalui tindakan-tindakan sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Selamat memasuki masa Pra Paskah.
Sdr. Charlest, OFM