Jumat Setelah Rabu Abu
“Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah.” (Yes 58:6-7)
Salah seorang pengikut awal Fransiskus tidak mampu untuk mengikuti praktik berpuasa yang keras dan ketat sebagaimana dijalani oleh Fransiskus. Bukannya mempermalukan orang itu, Fransiskus malah membatalkan puasanya sehingga saudaranya yang lapar bisa makan.
Dia menyuruh agar meja makan disiapkan, kendati diisi dengan hidangan yang sederhana dan sebagaimana adanya seringkali bila tidak ada anggur, maka anggur diganti dengan air. Pertama-tama, dia sendiri mulai makan dan lalu dia mengundang saudara-saudara yang lain untuk ambil bagian dalam pelayanan cinta kasih itu agar saudara itu tidak merana karena malu…
Dia berkata bahwa mengurangi tanpa timbang-menimbang apa yang perlu bagi tubuh adalah dosa sama seperti memberikannya secara berlebih-lebihan kepada tubuh karena rakus.
Dan dia menambahkan: “Ketahuilah, saudara-saudara yang terkasih, apa yang telah kulakukan pada waktu makan. Aku telah memberikan kelonggaran, bukan karena keinginan, melainkan karena diperintahkan oleh cinta kasih persaudaraan”. (2Cel 22)
Hidup keagamaan tidak pernah menjadi lebih penting daripada tujuan yang mengarahkannya: mengasihi Allah dan mengasihi sesama. Yesus menunjukkan hal ini lagi dan lagi di dalam Injil. Ini merupakan pelajaran yang bagus di awal masa prapaskah. Apa yang kita lakukan pada masa prapaskah tidak lebih penting dari pada mengapa kita melakukannya. Waktu yang secara khusus digunakan untuk berdoa, berpuasa dan bersedekah tidak mengurangi keuntungan jika digunakan untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kehidupan mereka yang ada di sekitar kita.
Doa St. Fransiskus
Allah Yang Mahakuasa, Mahakudus, Mahatinggi dan Mahaluhur, Bapa yang kudus dan adil, Tuhan raja langit dan bumi; kami bersyukur kepada-Mu karena Engkau sendiri; sebab dengan kehendak-Mu yang kudus, dan oleh Putra-Mu yang tunggal bersama Roh Kudus, Engkau telah menciptakan segala sesuatu yang rohaniah dan badaniah; dan kami yang kauciptakan menurut citra dan persamaan-Mu, Kautempatkan di firdaus. Amin
Franski, OFM