Sabtu Prapaskah III
Dan kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, Yesus mengatakan perumpamaan ini. (Luk 18:9)
Kerendahan hati merupakan salah satu karakter paling penting dalam hidup dan sikap Fransiskus. Inilah dasar dari cintanya kepada Tuan Puteri Kemiskinan. Ini memungkinkannya untuk mempunyai komitmen pada perdamaian. Dan ia juga mengakui, sebagaimana dilakukan Yesus dalam Injil, bahwa hambatan terbesar yang harus diatasi untuk terwujudnya Kerajaan Allah adalah mereka yang tidak mengakui dosa-dosa mereka sendiri.
Pada suatu hari ia mencari tempat untuk berdoa. Di sana ia lama tinggal dengan cemas dan gemetar di hadapan hadirat Tuhan semesta alam; dan dalam kepahitan jiwa diingatnya kembali tahun-tahun yang telah disia-siakannya sambil sering mengulang perkataan ini: “Ya Allah, kasihanilah aku orang yang berdosa”.
Maka sukacita yang tak terhingga dan kemanisan amat besar, sedikit demi sedikit mulai meliputi lubuk hatinya. Ia pun mulai kehilangan kesadaran akan lingkungannya, perasaan salah menghilang, dan kegelapan yang terpaut dalam hatinya karena ketakutan kepada dosa, mundur. Maka dicurahkan ke dalam hatinya kepastian akan pengampunan segala dosanya dan dibangkitkan kepercayaan akan diterima kembali dalam rahmat.
Baca Juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: “Kegembiraan Sejati”
Lalu ia kena pesona dan terserap seluruhnya di dalam cahaya. Kekuatan budi meluas, dan ia melihat dengan terang benderang apa yang akan terjadi di masa depan. Ketika akhimya kemanisan serta cahaya itu menghilang, ia merasa diperbaharui dalam roh dan berubah menjadi manusia lain._ (1Cel 26)
Kerendahan hati yang sejati adalah mengetahui dengan baik siapa kita di hadapan Allah yang penuh kasih sehingga tidak ada yang dikatakan atau dilakukan oleh siapa pun yang dapat mengguncang kita.
Doa St. Fransiskus
Salam, Ratu Kebijaksanaan, semoga Tuhan melindungi engkau bersama saudarimu, kesederhanaan yang suci murni. Tuan Putri Kemiskinan yang suci, semoga Tuhan melindungi engkau, bersama saudarimu, kerendahan yang suci. Amin
Sdr. Franski, OFM