Selasa Prapaskah I
Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. (Mat 6:8)
Dalam komitmennya untuk hidup dalam kemiskinan, Fransiskus sungguh yakin bahwa Allah akan menyediakan rejeki sehari-hari. Dia juga sungguh yakin dengan apa yang dia dan saudara-saudaranya lakukan, yaitu meninggalkan kekayaan dan kemudian mengemis, meminta sedekah dari warga kota.
Apabila mereka berkeliling di kota minta sedekah, hampir saja tidak ada orang yang memberi sesuatu. Sebaliknya mereka ditegur orang, yang berkata bahwa mereka meninggalkan harta-miliknya sendiri, supaya makan barang orang lain.
Itulah sebabnya mereka sangat berkekurangan. Malah orang tua dan sanak-saudara mengejar mereka. Orang sekota lainnya mengejek mereka sebagai kurang waras dan goblok. Di masa itu memang tidak ada orang yang meninggalkan harta-miliknya, lalu pergi minta sedekah dari pintu ke pintu. (K3S 35)
Baca Juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Yang Paling Hina
Fransiskus memulai hidupnya yang baru dengan membangun kembali gereja-gereja, menyusun batu demi batu. Dia dan para pengikutnya membantu bekerja di ladang-ladang di sekitar Assisi untuk mendapat upah berupa makanan dan tempat untuk beristirahat. Bersama Yesus, ia yakin bahwa “seorang pekerja patut mendapat upahnya” (Luk 10:7). Jika mereka tidak mendapat pekerjaan maka mereka akan mengemis apa yang mereka perlukan untuk satu hari itu.
Dunia kita jauh berbeda dengan situasi kota di abad pertengahan tetapi prinsip dasarnya tetap sama. Kita perlu sungguh memperhatikan mereka yang mencari kerja, tetapi juga mereka yang sungguh membutuhkan makan dan tempat tinggal.
Doa St. Fransiskus
Maka apa pun tidak boleh mencegah, merintangi dan menghalangi; di mana pun, di segala tempat, pada setiap saat dan setiap waktu, setiap hari dan senantiasa, hendaklah kita semua mengimani dengan sungguh-sungguh dan dengan rendah hati, menyimpan dalam hati dan mengasihi Allah yang kekal. Amin
Sdr. Franski