JAKARTA, jpicofmindonesia.com _Gardianat San Damiano-OFM Depok beserta pengurus Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) dan Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) paroki St. Paulus-Depok mengadakan kunjungan ke Rumah Singgah Kesehatan St. Antonius Padua di jl. Tanah Tinggi II no. 7B, Tanah Tinggi Jakarta Pusat, Senin (1/4). Rombongan Gardianat San Damiano, PSE, dan WKRI diterima dengan ramah oleh pengurus Rumah Singgah.

Pater Alforinus Gregorius Pontus OFM, Gardian dari Gardianat San Damiano menjelaskan bahwa kunjungan ini merupakan salah satu program yang dijalankan Gardianat San Damiano dalam rangka melaksanakan salah satu pokok perhatian Ordo pada hasil Kapitel 2016, yaitu keberpihakan pada kaum marginal dan miskin.

Pater Goris, sapaan akrabnya, juga mengajak pengurus PSE dan WKRI paroki St. Paulus Depok untuk ikut serta dalam kunjungan ini. Ajakan ini disambut baik Ibu Paula Soedira, koordinator WKRI dan ibu Madona Maria, koordinator PSE. Mereka setuju untuk ikut mengajak serta beberapa rekannya berkunjung ke Rumah Singgah. Sebanyak 20 orang hadir dalam kunjungan ini.

Menurutnya, Rumah Singgah dipilih bukan pertama-tama karena merupakan karya sosial karitatif milik Ordo. Namun, terutama karena sharing dari para saudara sesama anggota Gardianat (sdr. Marcel, Epin, Gery, Faris, dan Yulius Fery) yang pernah terlibat langsung dalam kepengurusan Rumah Singgah. Tidaklah berlebihan bila dikatakan bahwa pengalaman dan kesaksian kelima saudara ini dalam menjaga, merawat, dan mengasihi para pasien Rumah Singgah menggugah para saudara lainnya untuk menyapa, mendengarkan, dan mengetahui kebutuhan para saudari dan saudara di Rumah Singgah secara lebih dekat.

Saat ini, penghuni Rumah Singgah Kesehatan St. Antonius Padua beranggotakan tujuh orang. Terdiri dari seorang opa dan oma, tiga orang wanita dewasa, seorang putra remaja dan putri kecil. Adapun, hal yang paling dibutuhkan saat ini adalah perhatian dan kehangatan sapaan kasih yang lembut dari para pengunjung.

Pater Yustinus Damai Wasono OFM, salah seorang anggota Gardianat San Damiano merasa senang dapat berkunjung kembali ke Rumah Singgah.

“Baik para frater maupun penghuni Rumah Singgah menunjukkan sukacita. Tampaknya, para penghuni Rumah Singgah diterima sebagai saudara. Rumah juga terawat dgn baik, terjaga kebersihannya, dan ada kerja sama antara pengurus,” tandas Pastor yang juga melayani sebagai Socius Magister (formator) di Novisiat Transitus.

Fr. Ignatius Bahtiar Tumanggor, anggota Gardianat San Damiano lainnya mengungkapkan, “Awalnya saya tidak mempunyai gambaran seperti apa Rumah Singgah itu karena baru tahu dan belum pernah juga datang (ke sini). Setelah mendengar penjelasan dari saudara pengurus dan bercakap-cakap dengan beberapa pasien, saya merasa bersyukur dan kagum atas karya karitas yang dilakukan para saudara muda. Karya seperti ini dapat menggugah kepekaan orang-orang untuk semakin mengasihi kaum-kaum yang lemah dan tersingkir.”

Frater calon imam Keuskupan Bogor yang sedang menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Paroki St. Paulus-Depok ini juga berharap, “Semoga Rumah Singgah semakin dikenal oleh orang-orang yang murah hati, sehingga pelayanan pada pasien mendapat dukungan dari banyak pihak.”

Sementara itu, Ibu Veronika Sandra, anggota WKRI, juga menyatakan sukacitanya.  “Terima kasih karena saya sudah diajak berkunjung ke Rumah Singgah. Ini menjadi pengalaman pribadi saya yg sangat berkesan karena selama ini hanya tahu tentang panti jompo dan panti asuhan saja. Ternyata, ada juga Rumah Singgah yang memiliki pelayanan yang sangat manusiawi di sini.”

Acara ini diakhiri dengan perjamuan makan siang, penyerahan sumbangan kepada Rumah Singgah, dan berfoto bersama. (Sdr. Sulaiman Ottor, OFM)

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

11 + one =