JAKARTA – jpicofmindonesia.com – Rektor Institusi Teknologi dan Logistik (ITL) Trisakti Jakarta, Tjuk Sukardiman, menegaskan komitmen kampusnya untuk mengimplementasikan model pembelajaran Transformational Leadership and Management (TLM).
Penerapan tatakelola TLM diyakini sangat relevan dan merupakan prasyarat dasar merespons perubahan-perubahan teknologi industri termasuk Technology Disruption 4.0 dan bahkan Society 5.0.
“Kami sudah dan akan secara intensif menerapkan filosofi pembelajaran TLM ini karena sejalan dengan icon ITL Trisakti untuk mempromosikan sistem transportasi dan logistik yang integratif dan berkelanjutan,” kata Tjuk Sukardiman di ruang kerjanya di ITL Trisakti Jakarta, Sabtu (27/4/2019).
Mantan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan itu menegaskan tujuh langkah utama untuk menerapkan konsep TLM yaitu SDM serta fasilitas infrastruktur institusi, akreditasi, standarisasi kualitas, regulasi, reputasi, promosi dan kolaborasi.
Doktor lulusan Public Policy Universitas Indonesia itu menjelaskan acuan pengembangan kurikulum ITL Trisakti ke depan selalu berbasis Science, Technology, Engineering and Mathematics (STEM). Keempat aspek ini adalah instrume yang serasi antara situasi konkret yang terjadi di dunia nyata dengan pembelajaran yang berbasis masalah.
Tjuk menjelaskan, pendekatan STEM memegang peran penting di dunia pendidikan. Menghadapi tuntutan zaman now, mahasiswa disiapkan memahami dengan baik masalah STEM. Keempat bidang tersebut menjadi kunci sukses bagi pembangunan suatu negara, terutama dalam mempersiapkan kurikulum bidang transportasi dan logistik di Indonesia.
“Pendidikan berbasis STEM membentuk SDM yang mampu bernalar dan berpikir kritis, logis, dan sistematis, sehingga mereka nantinya mampu menghadapi tantangan global serta mampu meningkatkan perekonomian negara,” jelasnya.
SDM unggul yang dideskripsikan sebagai capaian pembelajaran ITL Trisakti, demikian Tjuk, harus berkarakter pancasila, berwawasan kebangsaan, berkompetensi transformasional, dan bereputasi global.
Pendidikan STEM, lanjut Tjuk, mengasah kemampuan generasi muda Indonesia untuk memahami isu yang lebih kompleks, sehingga dapat mencari solusi yang kreatif.
Kemampuan untuk menyelesaikan masalah dan keterampilan kreatif, kata Tjuk, sangat dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan guna meningkatkan produktivitas.
Menurut Tjuk, Keberhasilan Indonesia di masa mendatang sangat bergantung pada keahlian atau ketrampilan dan kemampuan berfikir yang tinggi, terutama di bidang STEM.
Pendekatan terpadu pendidikan STEM dapat meningkatkan kualitas SDM Indonesia yang memiliki pengetahuan interdisipliner dalam mempersiapkan bidang karir pekerjaan dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) sekaligus untuk mewujudkan proyeksi Indonesia sebagai negara perekonomian terbesar ketujuh di dunia pada 2030, tutup Tjuk menjelaskan.)*** (AN)