”Beberapa tahun lalu sebenarnya kita masih terbiasa pakai pembungkus organik. Sekarang semuanya serba plastik dan pikiran kita masih sama bahwa plastik ini tidak apa-apa dibuang di tanah seperti daun. Padahal dampaknya sangat berbeda,” ucapnya saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu (26/1/2019).
Sandra, panggilannya, juga fasih menjelaskan dampak buruk asap pembakaran sampah plastik pada manusia, utamanya anak-anak. Beberapa kali ia meminta tetangganya yang membakar sampah plastik untuk menyerahkan sampah itu dan ia membawanya ke tempat daur ulang.
Telah beberapa lama penyanyi keturunan Filipina-Amerika Serikat ini berusaha melepaskan diri dari konsumsi plastik. Ia tidak lepas dari botol air dan tas kain dalam keseharian. Saat tur bersama rekan-rekannya, mereka selalu menerapkan eco-riders, dan mengonsumsi plastik sedikit mungkin. Mereka membawa galon air sendiri dan wadah makanan yang bisa dipakai berulang kali.
”Kami juga bikin kompetisi kecil-kecilan, siapa yang konsumsi plastiknya paling sedikit selama perjalanan, dia yang menang. Ini harapan aktif dari apa yang kita lakukan. Di luar sana juga banyak gerakan yang menumbuhkan harapan bersama,” katanya.(JAL)
Kompas 27 Januari 2019
