Selasa Prapaskah IV
“Tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu” (Yoh 5:6)
RENUNGAN, JPIC OFM Indonesia – Injil hari ini mengisahkan tentang seorang di kolam Betesda yang sakit selama tiga puluh delapan tahun. Terdengar agak aneh bahwa ia selama itu berbaring di sana menunggu orang yang akan membereskan masalahnya. Ketika ditanya Yesus, apakah mau sembuh, dia tidak menjawab pertanyaan tapi malah berkeluhkesah. Dan ketika Yesus menyembuhkannya dan berkata kepadanya supaya jangan berbuat dosa lagi, dia bercerita kepada orang-orang Yahudi di mana bisa menemukan Yesus.
Tidak semua orang ingin sembuh. Seringkali kita bermanja-manja dalam kelemahan kita, dalam sakit kita. Atau kita lebih suka mengeluh daripada berurusan dengan tanggung jawab untuk bisa sembuh. Perlu kesungguhan dalam refleksi, doa dan nasihat yang baik untuk mengatasi kelemahan ini.
Baca Juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus: Tanda dan Mukjizat
Salah satu kisah yang terkait dengan Fransiskus adalah cerita tentang kebun anggur di dekat gereja di lembah Rieti. Fransiskus sedang tinggal di sana untuk menjalani pengobatan matanya yang bermasalah. Orang banyak datang berbondong-bondong hendak mengunjunginya sehingga kebun anggur itu rusak berat terinjak-injak dan banyak pula orang yang memetik buahnya untuk dimakan atau dibawa pulang. Imam di gereja itu mengeluh bahwa ia kehilangan panenan dari kebun anggur yang walaupun kecil namun menghasilkan banyak anggur untuk keperluan hidupnya. Fransiskus meyakinkan imam itu bahwa ia akan panen bukan hanya tiga belas tempayan seperti biasanya di tahun-tahun terbaik, tetapi paling kurang dua puluh tempayan.
Apa yang lebih menarik daripada mukjizat yang Fransiskus janjikan dan kemudian menjadi kenyataan adalah yang Fransiskus katakan kepada imam itu: Jangan lagi bersedih hati, jangan mengomel dan jangan lagi berkeluh kesah. Percayalah pada Tuhan dan pada perkataanku (LP 67).
Seberapa sering kita sungguh menempatkan kepercayaan kita kepada Tuhan? Berkeluh kesah dapat menjadi sebuah kebiasaan dan dapat dengan segera membebani semangat kita – juga kawan-kawan kita. Ketika kita sedang melewati masa-masa sulit, sejumlah perjuangan dan kesedihan bisa terjadi. Tetapi sebagai orang beriman, kita tahu bahwa dalam beberapa hal kita perlu meninggalkan kedukaan dan bergerak menuju rahmat.
Doa St. Fransiskus
Di mana ada belaskasihan dan timbang-menimbang, di situ tidak ada yang berlebihan dan ketegaran. Amin
Franski, OFM