Selasa dalam Pekan Suci
“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku.” (Yoh 13:21)
Dalam Injil Yohanes, Yesus digambarkan mengetahui apa yang akan terjadi. Setiap peristiwa yang dialamiNya merupakan bagian dari rencana yang lebih besar. Dia tahu bahwa dia akan dikhianati dan dia tahu siapa pengkhianatnya. Kemarin kita mendengar tentang Yudas yang memprotes tentang minyak narwastu yang digunakan untuk mengurapiNya.
Hari ini Yesus menyuruh Yudas untuk melakukan apa yang hendak dilakukannya. Dalam kedua kisah ini, Yohanes mengingatkan pembacanya bahwa Yudas adalah pemegang uang kas komunitas.
Kita telah melihat dalam kisah kehidupan Fransiskus dan juga dalam tulisan-tulisannya tentang ketidakpercayaan pada uang yang begitu kuat.
Karena itu tidak seorang pun… boleh mengambil atau menerima atau menyuruh terima uang …, kecuali untuk keperluan nyata saudara-saudara yang sakit; sebab kita tidak boleh menganggap uang, dalam bentuk apa pun, lebih berguna dan lebih berharga daripada batu. … Jika kita kebetulan nenemukan uang di suatu tempat, maka hendaklah kita tidak mengindahkannya, seperti kita pun tidak nengindahkan debu yang kita injak; sebab kesia-siaan belaka dan segala sesuatu adalah sia-sia. Seandainya terjadi … bahwa ada saudara yang mengumpulkan atau nenyimpan uang selain untuk keperluan orang sakit seperti sudah dikatakan, maka kita, saudara semuanya, haruslah menganggap orang itu sebagai saudara yang palsu, orang murtad, pencuri dan penyamun, dan sebagai si pemegang kas, kecuali kalau ia benar-benar bertobat. (AngTBul 8:3-7)
Baca Juga: Prapaskah Bersama St. Fransiskus Assisi: Perhatian Sejati Kepada Orang Miskin
Dilihat dari kacamata zaman ini, yang dilakukan Fransiskus mungkin terlihat ekstrem. Tetapi Injil juga menunjukkan bagaimana uang mengubah orang dari yang baik. Yudas setuju untuk mengkhianati Yesus dengan tiga puluh keping perak, uang yang kemudian dia kembalikan kepada para imam di bait Allah. Padahal, Yesus sendiri mengusir para penukar uang dari bait Allah.
Dalam minggu paling suci ini, kita ditantang lebih dari sebelumnya untuk memikirkan tentang hubungan kita sendiri dengan uang dan barang-barang material. Apakah kita dalam bahaya dengan membiarkan uang hadir dalam hubungan antara kita dan Allah; atau antara kita dan orang-orang yang kita kasihi? Uang dapat merusak relasi, kedamaian batin, kesejahteraan spiritual. Kita suka berpikir bahwa kami dapat memisahkan antara keuangan dan kehidupan doa kita. Yesus dan Fransiskus mengingatkan bahwa kita tidak bisa, bahwa kita harus terus bergulat dengan pertanyaan tersebut.
Doa St. Fransiskus
Tuan Putri Cintakasih Yang suci, semoga Tuhan melindungi engkau, bersama saudarimu ketaatan Yang suci. Amin
Franski, OFM