Bapa Kami….yang selalu membela mereka yang lemah, tidak berdaya, yang miskin, terbuang, dan yang sakit. Mereka, yang lanjut usia, yang muda, yang belum lahir, juga mereka yang menjadi korban keadaan sekitar karena harus menahan terik mentari sepanjang hari.
Yang ada di surga….di mana segala sesuatu akan terbalik, yang pertama akan menjadi yang terakhir dan yang terakhir akan menjadi yang pertama, tetapi jika setiap sikap dan tindakan adalah baik, maka semua juga akan menjadi baik.
Dimuliakanlah nama-Mu….semoga kami selalu menyadari kekudusan-Mu, menghargai bahwa jalan-Mu bukanlah jalanku dan ukuran-Mu bukanlah ukuranku. Semoga hormat kepada nama-Mu yang kami berikan, membantu kami untuk berani keluar dari sikap cinta diri yang mencegah kami melihat sesama yang menderita.
Datanglah kerajaan-Mu…bantulah kami untuk menciptakan sebuah dunia yang mengatasi kepentingan dan cinta diri dan yang bebas dari sakit hati. Semoga kami mampu berlaku adil, mencintai dengan kelembutan hati dan bersikap rendah hati terhadap Engkau dan sesama kami.
Terjadilah kehendak-Mu…bukalah hati kami untuk membiarkan Engkau masuk sehingga kesatuan penuh yang menjadi ciri khas kehidupan-Mu mengalir dalam saluran nadi kami. Semoga kehidupan yang kami teruskan mampu memancarkan cinta kasih yang sama pada semua orang terutama cinta-Mu kapada mereka yang miskin dan menderita.
Di atas bumi seperti di dalam surga….semoga pekerjaan tangan kami, tempat-tempat ibadah dan bangunan-bangunan yang kami bangun di dunia ini mencerminkan tempat ibadat dan bangunan dari kemuliaan-Mu sendiri sehingga sukacita, kelembutan dan keadilan dari Surga akan terlihat dalam semua bangunan yang kami bangun di bumi ini.
Berilah…cinta dan hidup bagi kami agar kami selalu melihat segala sesuatu sebagai anugerah. Bantulah kami untuk mengerti bahwa tak satu pun yang datang dengan sendirinya kepada kami. Kami harus memberi sebab kami telah diberi. Semoga kami menyadari bahwa memberi kepada orang miskin bukan karena mereka membutuhkannya tetapi karena kesejahteraan yang kami miliki tergantung pada apa yang kami berikan kepada mereka.
Kami……adalah sungguh majemuk. Semoga kami memberi tidak hanya untuk diri sendiri tetapi untuk setiap orang termasuk mereka yang sangat berbeda pandangan dengan kami. Mampukanlah kami memberikan pemberian yang adil kepada semua orang.
Hari ini….bukan hari esok. Semoga kami tidak memaksakan segala sesuatu ke dalam hal-hal tidak pasti sehingga kami mampu meneruskan kehidupan yang lebih adil untuk menghadapi kehidupan yang tidak adil. Sebab kami seringkali dengan mudah membuat alasan untuk membenarkan diri atas ketidak-aktifan kami.
Makanan kami sehari-hari….semoga setiap orang di seluruh dunia cukup mendapatkan makanan, air bersih, terpelihara kesehatan dan terpenuhi pendidikannya sehingga mampu untuk hidup sehat. Ajarilah kami untuk memberi dari apa yang kami makan dan tidak hanya dari kelebihan kami.
Dan ampunilah kesalahan kami….ampunilah kebutaan kami terhadap sesama dan yang hanya terlalu sibuk dengan urusan diri sendiri, bersikap diskriminatif karena suku, gender dan kecenderungan kami yang tidak tersembuhkan yaitu selalu khawatir terhadap diri dan milik kami sendiri. Ampunilah kami karena tak membuka mata hati dalam melihat berita-berita di sore hari dan tidak peka untuk berbuat sesuatu untuk menanggapinya.
Seperti kamipun mengampuni yang bersalah kepada kami….bantulah kami untuk mengampuni mereka yang bersalah kepada kami. Lembutkanlah jiwa kami agar dengan bertambahnya usia, kami tidak tumbuh dalam kepahitan melainkan mau mengampuni kekurangsempurnaan orang tua kami, saudara-saudari, sahabat dan teman, yang dengan cara mereka terkadang telah melukai, mengutuk dan tidak menghiraukan kami.
Tetapi bebaskan kami dari yang Jahat…. karena kebutaanlah yang telah mengantar kami untuk terus-menerus terlibat dalam cara-cara yang tidak kami ketahui sebelumnya. Sudah seharusnya kami tidak perlu melihat siapa yang mendapat sedikit dan siapa yang mendapat lebih banyak. Amin. (The Holy Longing – Ronald Rolheiser OMI).