Wekmotis, JPIC OFM Indonesia.com – Sebuah harapan baru terbit dari ufuk Timur Indoneisa. Hari ini, Kamis 08/05/ 2019 di desa Wekmotis, Kecamatan Nanaet Dubesi, Kabupaten Belu, Timor Barat diadakan acara peletakan batu pertama proyek pembangunan tiang Wind Measurement (Pengukur Tekanan Angin) yang selanjutnya jika sesuai dengan rencan akan menjadi salah satu pusat pembangkit listrik tenaga bayu di Wilayah Timor.
Hadir dalam acara peletakan batu pertama ini, Uskup Keuskupan Atambua Mgr. Dominikus Saku, Pr beserta beberapa dewan kuria Keuskupan, Camat Nanaet Dubesi, Dirut PT Satyamitra Surya Perkasa (Selanjutnya- SSP) Indonesia Bapak Adrianus, dan perwakilan PT China National Electric Engineering Co, Ltd (Selanjutnya – CNEEC) Ibu Fang, dkk.
Energi Terbarukan
Uskup Keuskupan Atambua, Mgr Dominikus Saku Pr, dalam kata sambutannya menegaskan bahwa proyek ini adalah sebuah pelkasanaan cita-cita untuk mewujudkan kesejahteraan bersama dan sekaligus menjadi pilihan terbaik untuk tidak lagi bergantung pada energi hitam, energi fosil dan minyak bumi untuk kebutuhan listrik dan kegiatan perekonomian lainnya.
“Pembangkit listrik tenaga Bayu menjadi jawaban akan keresahan atas pemanfaatan energi yang masih bergantung pada sumber energi fosil dan minyak bumi. Sumber-sumber tersebut amatlah terbatas, sedangkan tenaga Bayu sudah disiapkan tanpa Batas yang ada di tempat kita,” ujarnya.
Pemanfaatan potensi tenaga Bayu juga untuk mengatasi kelangkaan energi listirk di Wilayah Timor.
“Kebutuhan listirk kita masih bergantung pada energi batu bara dan pasokannya berasal dari Turki. Dengan adanya rencana ini, kita patut bersyukur dan berbangga karena potensi yang ada ini dapat kita pakai untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah kita, ungkap Mgr. Domi.
Selain itu, Ketua Komisi KKP PMP KWI ini juga menegaskan pentingnya pemanfaatan Energi Tenaga Bayu, selain menjadi magnet pariwisata juga akan membantu menggerakan bidang pertanian, perekonomian dan pendidikan.
“Tempat ini akan menjadi tempat wisata yang bisa mendongkrak gerak perekonomian. Hasil-hasil pertanian mendapat nilai jual, kain tenun dari ibu-ibu dapat menjadi souvenir, dan tentu saja anak-anak kita dapat belajar dengan baik karena kebutuhan akan penerangan terpenuhi,” ungkapnya.
Masa Depan yang Lebih Baik
Peristiwa bersejarah hari ini mendapat apresiasi dari pihak CNEEC, terutama atas kepercayaan Gereja dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam membangun kehidupan yang lebih baik bagi masyarakat di Wilayah Pulau Timor Indonesia ini.
Sementara itu, Camat Kecamtan Nanaet Dubesi Bapak Mikael Bria mewakili pemerintah setempat juga sangat bersyukur atas pelaksanaan proyek ini.
“Proyek ini menjadi cara kita untuk menyiapakan masa depan yang lebih baik bagi anak cucu kita. Kita yang ada sekarang sebentar lagi akan lewat, tetapi anak cucu kita akan menikmati apa yang telah kita siapkan sebelumnya,” ugkapnya.
Pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu: Sambut Industri 4.0
Pastor Paroki Hati Kudus Yesus laktutus, Pastor Kristoforus Tara, OFM yang menjadi penangungjawab lokal ketika diwawancarai media ini menjelaskan secara singkat rencana kerjasama ini didasarkan pada pilihan pengembangan ekonomi umat berbasis potensi lokal.
“Ide ini muncul dari diskusi antara PT SSP dan Keuskupan. Dalam pembicaraan muncul macam-macam alternatif pengembangan ekonomi umat berbasis potensi lokal. Nah, salah satunya adalah pemanfaatan energi lokal dan pilihannya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB),” jelasnya.
“Untuk mewujudkan usaha itu, Lantas sekitar bulan Mei tahun 2017 yang lalu mulai dilakukan survey awal yang melibatkan pihak investor, yakni CNEEC di sejumlah lokasi, yakni Laktutus (Nanaet Dubesi), Lookeu (Tasbar) di Kab. Belu dan Manumean di TTU. Penjajakan kerja sama terus dilakukan hingga penandatangan Mou antar SSP, CNEEC dan Keuskupan Atambua,” lanjutnya.
Menurut Fransiskan asal Flores ini, rencana pengembangan ini disambut antusias oleh masyarakat yang nampak saat mulai disosialisasikan sampai peletakan batu pertama untuk wind test ini.
“Rencana ini lantas mulai disosialisasikan secara bertahap kepada masyarakat setempat, juga kepada pemerintah Provinsi dan Kabupaten. Komunikasi, baik formal maupun informal terus dilakukan. Masyarakat sendiri menyambut baik rencana ini . Diharapkan dengan kehadiran PLTB dapat mengubah hidup masyarakat setempat dalam berbagai aspek. Sedangkan pemerintah juga sangat welcome agar PLTB ini dapat memenuhi kebutuhan listrik di NTT,” terangnya.
Lebih lanjut, Kristo, begitu ia biasa disapa menjelaskan tujuan utama pengembangan ini juga merupakan bagian dari upaya menyambut program Nasional untuk merealisasikan investasi proyek infrastruktur strategis besar Industru 4.0 di perbatasan, di daerah tertinggal, terluar, terdepan (3T), secara khusus di klaster tiga Kabupaten Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka.
Menurut informasi, proyek investasi Pembangkit Listrik Tenaga Bayu industri 4.0 ini berkapasitas 80-140 MW dan dibangun secara bertahap dalam periode 2019 – 2024.
Charlest, OFM