JAKARTA, JPIC OFM Indonesia – Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti terus membekali mahasiswa dengan ilmu dan kompetensi untuk memenuhi kebutuhan pasar tenaga kerja nasional dan global.
Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti Fetty Asmaniati, berkomitmen, lembaga yang dipimpinnya itu terus melakukan berbagai upaya agar para lulusan bisa diterima di pasar global.
Untuk memenuhi ekspektasi tersebut, Fetty mengatakan pihaknya melakukan kegiatan akademik yang berkualitas, pengelolaan secara transparan, akuntabel serta peningkatan mutu secara berkelanjutan.
“STP Trisakti selalu melakukan pengembangan dan peningkatan mutu terutama SDM dosen. Selalu diberikan pelatihan informasi terkait perkembangan saat ini,” kata Fetty, di Kampus STP Trisakti, Bintaro, Jakarta Selatan, Jumat (3/5/2019).
Selain itu, para dosen dan mahasiswa juga dibekali dengan melakukan kegiatan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat.
Semua ini, tambah Fetty, untuk meningkatkan kualitas agar para lulusan dapat bekerja, baik sebagai pekerja maupun sebagai orang yang bisa menyiapkan lapangan kerja.
Fetty menambahkan, STP juga melakukan kerja sama dengan pemerintah, lembaga swatsa serta Perguruan Tinggi dari luar negeri.
Seperti pada 2018 yang lalu, 15 mahasiswa asing peserta program darmasiswa 13 negara belajar kuliner Indonesia di STP Trisakti.
Mereka belajar selama 10 bulan. Tak hanya mendalami kuliner nusantara tapi mereka juga diajak mengikuti studi lapangan ke desa binaan STP Trisakti di Cirebon dan Kuningan, Jawa barat.
Selain itu, mahasiswa ITL Trisakti juga diberi kesempatan melakukan praktik di hotel dan perguruan tinggi luar negeri.
Kepala Departemen Perhotelan STP Trisakti, Agus Riyadi, mengatakan upaya ini dilakukan agar kualitas ITL Trisakti semakin baik.
Ia menyebut, upaya tersebut sudah mulai terwujud dengan ditetapkan STP Trisakti sebagai salah satu Perguruan Tinggi terbaik pada 2017. STP Trisakti masuk ranking 77 dari 100 Perguruan Tinggi.
Selain itu, kata dia, prestasi yang dimiliki STP Trisakti juga dimiliki para dosen. Para dosen banyak yang menjadi tenaga ahli di bidang pariwisata. Sebanyak 10 dosen dilibatkan oleh pemerintah untuk mensosialisasikan desa wisata pada 2019.
“Banyak dosen kita dipakai sebagai tenaga ahli oleh pemerintah, juga sebagai mentor di beberapa desa wisata yang dikelola pemerintah,” ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga dipercayakan sebagai tenaga yang melakukan sertifikasi kepada para pelaku pariwisata di Indonesia. (ET))****