Pernyataan Bersama Warga Ruang-Hidup Wae Sano
Labuan Bajo, 9 Desember 2019
Kepada yang terhormat,
Sesama penduduk kepulauan Indonesia, warga-negara Republik,
Pada hari ini, kami warga yang hidup di sekeliling danau Sano Nggoang, keturunan dari nenek-kakek kami yang sudah berabad-abad tinggal di situ juga, mengemukakan sikap kami mengenai rencana proyek tambang panas-bumi Wae Sano di ruang-hidup kami.
Pertama-tama, kami sebagai warga-negara meneguhkan niat untuk melibatkan diri dalam urusan yang menyangkut keselamatan rakyat dan keutuhan ruang-ruang bersejarah yang menghidupi kita. Proyek tambang panas bumi Wae Sano hendak menjadikan ruang-hidup kami sebagai pabrik tenaga listrik, dari sumber panas jauh di dalam Bumi, untuk dialirkan ke tempat-tempat yang jauh dari kampung-halaman kami.
Buat apa aliran listrik itu digunakan kami tidak tahu. Siapa yang memanfaatkan, apakah anak-anak sekolah yang tinggal di rumah tanpa listrik akan menikmatinya, atau hotel-hotel besar yang terang benderang 24 jam, kami tidak tahu. Keputusan untuk menge-bor di sekitar Donau Sanau Sano Nggoang itu pun datang dari para pegawai kantor-kantor diJakarta. Siapa yang akan bertanggung-jawab atas segala risiko dari proyek tambang panas bumi Wae Sano ke depan?
Sano Nggoang bukan cuma genangan air. Air Sano Nggoang adalah air kehidupan, keluarga dari aliran air di perbukitan di sekeliling kami, air yang sama yang menghidupi kerumunan besar rusa, burung-burung, dan hewan-hewan yang menemani kami hidup. Air buat pelaku industri tambang panas bumi tidak akan pernah bisa menghargai air kehidupan kami. Bor akan merusak rumah air di dalam tanah. Air akan disuntikkan besar-besaran ke lubang-lubang bor untuk memanfaatkan sumber panas jauh di kedalaman Bumi. Berapa jenis bahan-bahan kimia beracun yang akan ikut mengotori dan merusak kehidupan danau?
Menurut keterangan para juru-bicara industri tambang panas bumi yang datang ke tempat kami, listrik yang bisa dihasilkan dari proyek macam di Wae Sano itu baik sekali, untuk mengatasi perubahan iklim dan memanasnya atmosfir Bumi. Tidak ada semburan gas-rumah-kaca ke langit. Produksi uang dari industri dengan tenaga listrik seperti itu disebut sebagai ekonomi rendah-karbon. Ekonomi boleh
rendah kandungan karbonnya, tapi kalau kekayaan yang dihasilkannya menggumpal di sedikit orang, dan menghasilkan kerusakan besar-besaran di desa-desa yang dibongkar tanah dan airnya, dia sama ataulebih buruk daripada ekonomi yang dihidupkan dengan pembakaran minyak dan gas fosil dan batubara.
Kami menolak dikorbankan untuk memikul beban risiko pertambangan-panas-Bumi. Meskipun demikian, kami warga Wae Sano berkumpul dan menyuarakan pernyataan ini bukan hanya untuk menolak proyek tambang panas-bumi di rumah kami saja.
Kami menyampaikan pesan ini untuk saudara-saudara di seluruh kepulauan Indonesia, saudara-saudara se-Bumi. Kita berdiri dan bertani di tanah yang sama. Kita menatap langit biru dan bintang-bintang yang sama, saudara. Kita harus ikut memandu keputusan untuk menghasilkan dan menggunakan energi hanya untuk memelihara kehidupan, dengan seadil-adilnya, dengan penuh cinta kasih pada saudara-saudara kita yang belum lagi dilahirkan.