Jakarta, jpicofmindonesia.com Pada Selasa (23/6) sore, Viktor Bungtilu Laiskodat, Gubernur NTT, melakukan kunjungan kerja ke Manggarai. Di Aula Missio STKIP St. Paulus Keuskupan Ruteng, ia bertemu dengan Mgr. Siprinus Hormat, Uskup Ruteng. Dalam pertemuan tersebut, Mgr. Siprianus menginformasikan profil, karya pastoral utama dan Sumber Daya Manusia (SDM) Keuskupan Ruteng.
Berikut adalah kutipan pokok-pokok pikiran Mgr. Siprianus:
- Pariwisata
Pariwisata adalah potensi besar masyarakat NTT, seperti yang terlihat dalam pariwisata superpremium di Labuan Bajo. Hemat kami, pengembangan pariwisata tidak hanya berorientasi pada kesejahteraan ekonomi, tetapi juga pada kebahagiaan manusia yang menyeluruh dan pelestarian lingkungan. Untuk itu diperlukan partisipasi masyarakat lokal, integrasi nilai kultural dan spiritual setempat, dan pelestarian lingkungan alam dalam seluruh pembangunan pariwisata.
Secara khusus kami berterima kasih pada Bapak Gubernur yang telah mengambilalih pengelolaan Pantai Pede untuk menjadi ruang terbuka yang dapat dinikmati oleh masyarakat luas, dan terutama rakyat sederhana.
- Pertanian
Pertanian adalah mata pencaharian utama masyarakat NTT. Karena itu sektor ini tetap mesti menjadi pusat perhatian dalam pembangunan. Untuk itu kami mengusulkan:
– Pembangunan sarana sumber air bagi pertanian seperti bendungan, sumur bor.
– Peningkatan nilai tambah produk pertanian lokal melalui penyediaan sarana dan pelatihan keterampilan pengolahan pasca panen.
– Pengembangan pertanian organik yang intensif di NTT yang mendatangkan hasil ekonomis yang berkelanjutan, berwawasan ekologis, dan mendukung kesehatan manusia.
– Penyediaan dukungan modal usaha tani melalui bank NTT yang mudah diakses sehingga petani tidak terjerat praktik ijon dan rentenir.
Kami mengapresiasi pelbagai gebrakan pembangunan pertanian Bapak Gubernur, antara lain gerakan kelor, dan pembangunan sumur bor.
- Infrastruktur
NTT adalah propinsi yang terdiri dari banyak pulau dan dikelilingi oleh lautan yang luas dan kaya. Oleh sebab itu kami mendukung pembangunan infrastruktur dalam setiap pulau dan sekaligus transportasi yang mengkoneksikan seluruh wilayah NTT.
Kami mengapresiasi Bapak Gubernur atas terlaksananya pembangunan infrastruktur jalan ruas Nggorang-Lando-Noa (Mabar) dan ruas Mukun-Mbata-Mamba (Matim), serta mengharapkan perbaikan ruas jalan propinsi lainnya dalam wilayah Manggarai Raya.
Infrastruktur lain yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah air minum bersih dan pengairan untuk pertanian. Kami mendukung pembangunan sarana air minum bersih dan pembangunan waduk dan bendungan.
- Pendidikan
Dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia NTT diperlukan secara mutlak pendidikan. Namun pendidikan tersebut jangan hanya terarah kepada kepentingan ekonomis belaka, tetapi sungguh mendorong perkembangan manusia NTT yang utuh dalam segala dimensi kehidupan (rohani-jasmani; intelektual, afektif, psikomotorik, sosial).
Gereja katolik telah lama berkiprah dalam bidang pendidikan di NTT dan berperan penting untuk menghasilkan manusia NTT yang bermutu di kancah lokal, nasional, dan internasional. Kami berharap pemerintah mendukung karya pendidikan gereja katolik di NTT melalui sarana prasarana, guru, dan beasiswa.
Secara khusus kami memohon dukungan Bapak Gubernur bagi UNIKA St. Paulus Ruteng dalam pengembangannya menjadi lembaga pendidikan tinggi yang bermutu dan berdaya saing tinggi.
- Kesehatan
Gereja katolik Keuskupan Ruteng telah turut berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat di wilayah manggarai raya melalui rumah sakit, klinik, dan panti-panti rehabilitasi. Kami mengharapkan dukungan Bapak Gubernur terhadap karya-karya kesehatan gereja tersebut.
Selain upaya-upaya kuratif, kesehatan sangat ditentukan oleh adanya budaya hidup sehat. Hal ini semakin terasa penting dan mendesak oleh adanya wabah Covid-19. Gereja katolik Keuskupan Ruteng siap mendukung pemerintah dalam kegiatan-kegiatan promotif dan animatif untuk membentuk perilaku hidup sehat masyarakat.
Sesuai dengan instruksi pemerintah, gereja katolik Keuskupan Ruteng merayakan ibadat dan melaksanakan kegiatan pastoral dalam situasi normalitas baru sesuai dengan protokol kesehatan yang baku.
- Reformasi Birokrasi
Pembangunan di NTT akan berhasil bila didukung oleh tata kelola pemerintahan yang tepat dan birokrat yang berkompeten dan berintegritas. Sayangnya fakta menunjukkan bahwa tingkat korupsi di NTT tergolong tertinggi di Indonesia (data ICW, tahun 2015 NTT berada di urutan 4 terbanyak korupsi di Indonesia) dan tingkat kinerjanya tergolong rendah.
Atas dasar itu kami mendukung upaya bapak Gubernur untuk membangun birokrasi yang berdisiplin, jujur, transparan, efisien, dan efektif serta mengangkat dan mempromosikan birokrat yang jujur, aktif dan kreatif melayani kepentingan umum (bonum commune).
Dalam rangka Pilkada yang akan datang, kami mengharapkan peran Bapak Gubernur untuk mendukung proses demokrasi sejati yang tidak terjebak dalam sentiment primordial dan politik uang serta mampu menghasilkan pemimpin daerah yang berkualitas dan berintegritas
- Pertambangan
Bumi NTT sangatlah kaya dengan sumber-sumber alam berupa mineral bagi pertambangan. Namun kondisi geografis, geologis, ekologis, sosial, dan kultural masyarakat NTT tidaklah cocok bagi pertambangan mineral seperti mangan, bijih besi, emas, dll. Atas dasar itu kami menolak pertambangan mineral tersebut dan mendorong pembangunan ekonomi di sektor lainnya.
Kami mendukung keputusan bapak Gubernur untuk meninjau kembali seluruh perijinan tambang di wilayah NTT yang telah dibuat sebelumnya. Menurut catatan Walhi ada 309 ijin tambang minerba yang tersebar di 17 kabupaten di NTT.
Lebih dari itu kami mengharapkan sebuah model pembangunan NTT yang sungguh berwawasan ekologis dan mendukung integritas ciptaan.
Selama ini kegiatan-kegiatan penambangan terjadi di wilayah pantura ini termasuk rencana penambangan batu gamping di Lengkololok dan pembangunan pabrik semen di Luwuk.
Dari lubuk hati paling dalam kami meminta pada Bapak Gubernur untuk tidak melanjutkan proses perizinan penambangan batu gamping di Lengkololok dan pembangunan pabrik semen di Luwuk.
Karena hal tersebut dapat menimbulkan kerusakan lingkungan yang parah (tanah, air, hutan, udara), menghancurkan matapencarian pertanian, perkebunan, peternakan masyarakat setempat, memusnahkan kampung tradisional beserta situs budaya dan nilai kulturalnya, membahayakan kesehatan, serta menimbulkan konflik sosial.
Lebih dari itu fakta memperlihatkan bahwa usaha pertambangan yang terjadi di wilayah ini tidak membawa dampak perbaikan kesejahteraan masyarakat setempat dan meningkatkan ekonomi daerah secara signifikan.
Selain itu, reklamasi yang menjadi kewajiban investor tambang tidak dipenuhi, juga seolah-olah tidak dituntut oleh aparat penegak hukum. Setelah mengeruk hasil mineral dalam perut bumi, mereka pergi meninggalkan begitu saja lubang-lubang besar yang menganga dan lingkungan yang rusak dan tandus saat ini.
Kami mengusulkan pembangunan ekonomi kawasan pantura yang integral berbasis ekologi, kultur, geografi, demografi setempat.
Hal ini meliputi:
– Bidang pertanian seperti persawahan, holtikultura, dan perkebunan. Hal ini mesti didukung oleh sarana irigasi yang memadai (bendungan, embung, sumur bor).
– Bidang perikanan dan kelautan termasuk budidaya rumput laut dan tambak garam. Hal ini membutuhkan pelatihan, penyediaan sarana prasarana, dan modal usaha.
– Bidang peternakan seperti kambing, babi, sapi, dan kerbau. Sektor ini diarahkan tidak hanya menghasilkan produksi daging, tetapi juga cirit ternak yang diperlukan untuk membuat pupuk organik bagi sektor pertanian.
– Bidang pariwisata. Wilayah pantura menawarkan bentangan pantai yang eksotik dan hamparan perbukitan yang menawan. Dipadu dengan kekayaan kultural dan kemajemukan masyarakat. Hal ini menjadi tawaran potensi pariwisata yang sangat menggeliat dan dapat diintegrasikan dengan pariwisata superpremium Labuan bajo dan flores.
Valentinus Dulmin
Kontributor JPIC-OFM Indonesia