Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM
1. Pengantar
Pohon ara merupakan tanaman istimewa dalam Kitab Suci. Selain itu, pohon ara adalah salah satu dari empat pohon yang ada di Taman Eden, yaitu ara, damar, pengetahuan, dan kebijaksanaan. Bahkan sejumlah tokoh seperti Adam, Hawa, Musa, Yosua, Daud, Salomo, para Nabi, dan Yesus mempunyai pengalaman istimewa dengan pohon ara. Terkait dengan hal ini, kisah termasyur mengenai pohon ara yaitu ketika Yesus mengutuk pohon tersebut.
Peristiwa Yesus mengutuk pohon ara terjadi ketika Ia sangat lapar dan menjumpai pohon tersebut berdaun rimbun, namun tidak berbuah. Tindakan Yesus mengutuk pohon ara dapat ditelusuri dalam Mat 21:19-21 dan Mrk 11:13. Sedangkan pada kesempatan lain, Yesus menggunakan pohon ara sebagai sarana pengajaran (Luk 6:44, 13:6-7, 17:6). Selanjutnya, supaya dapat memahami peristiwa Yesus mengutuk pohon ara, penulis menguraikan dua pokok gagasan. Pertama, sekilas tentang pohon ara. Kedua, peristiwa Yesus mengutuk pohon ara.
2. Sekilas Tentang Pohon Ara
Pohon ara (Ibrani: te en ah, Yunani: sukon) mengandung arti menghamparkan. Perlu diketahui bahwa pohon ara merupakan tempat berteduh (1Raj 4:25) yang tumbuh di dataran rendah. Buah pohon ara terdiri dari tiga macam, yaitu buah ara musim kemarau, buah ara hijau atau buah ara musim dingin, dan buah ara bungaran yang masak sebelum musim kemarau. Oleh karena itu, buah ara menjadi makanan favorit di daerah Timur dan dimakan pada saat perjalanan (1Sam 25:18).
Pada dasarnya pohon ara berbeda dengan berbagai macam pohon lainnya. Misalnya, buah ara rasanya sulit digambarkan. Selain itu, buah ara tersembunyi dan tertutup daun yang lebat serta berbuah tanpa bunga. Karena bunga pohon ara terletak di dalam buah, sehingga tidak terlihat. Pada zaman itu, jika pohon ara tidak berbuah, maka dianggap sebagai simbol bencana nasional, terutama di Israel. Sedangkan ketika produktivitas pohon ara tinggi, dilihat sebagai lambang kedamaian dan kemurahan Allah.
3. Peristiwa Yesus Mengutuk Pohon Ara
Sebagaimana diuraikan dalam Injil Matius, peristiwa Yesus mengutuk pohon ara merupakan satu-satunya tindakan-Nya yang mengakibatkan kerusakan. Namun, harus dipahami bahwa tindakan Yesus merupakan tindakan simbolis. Peristiwa tersebut terjadi ketika Yesus mencari buah-buah kebenaran di Kota Suci. Namun, Yesus tidak menemukan apa pun di tempat tersebut dan menjadi gambaran kejatuhan Yerusalem serta kehancuran bait Allah (70 M).
Penginjil Matius menekankan mukjizat dari tindakan Yesus mengutuk pohon ara, yaitu kekuatan doa yang diucapkan dengan penuh iman (Mat 21:19-22). Harus diyakini bahwa para murid dapat ambil bagian dalam kuasa Yesus apabila mempunyai iman seperti-Nya. Dalam Injil Matius, tindakan dan kuasa Yesus tersebut diakhiri dengan ajaran mengenai dinamika doa dan iman.
Sedangkan penginjil Markus melihat peristiwa Yesus mengutuk pohon ara sebagai kisah aneh (Mrk 11:12-14, 20-21). Karena peristiwa tersebut tidak menggambarkan sifat Yesus yang sesungguhnya. Namun, penginjil Markus menunjukkan bahwa waktu itu bukan saatnya berbuah (Mrk 11:13). Hal ini memperlihatkan bahwa tindakan Yesus tidak masuk akal dan sulit dipahami. Oleh karena itu, pembaca Injil Markus harus ingat bahwa pohon ara merupakan sarana yang lazim digunakan Perjanjian Lama untuk menggambarkan bangsa Israel (Hos 9:10). Dalam hal ini, tindakan Yesus mengutuk pohon ara menyimbolkan kemarahan-Nya terhadap bangsa Israel.
Peristiwa Yesus mengutuk pohon ara mendorong para pengikut-Nya menghasilkan berbagai macam buah yang baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memuji dan memuliakan-Nya melalui talenta yang diberikan-Nya (Mat 25:14-30). Harapannya para pengikut-Nya mempunyai tanggung jawab dan kewajiban menghasilkan buah berlimpah. Supaya buah yang dihasilkan dapat dinikmati banyak orang. Akhirnya, setiap orang yang menikmati buah tersebut merasakan dan menyadari kebaikan Allah.
4. Penutup
Mempelajari peristiwa Yesus mengutuk pohon ara sangat penting. Hal ini dimaksudkan untuk memahami tindakan simbolis atau tindakan kenabian Yesus, supaya terhindar dari pemahaman yang keliru. Misalnya salah menafsirkan tindakan yang dilakukan Yesus. Dengan demikian, peristiwa Yesus mengutuk pohon ara harus dipahami sebagai simbol kemarahan-Nya terhadap bangsa Israel.
Daftar Pustaka
Bergant, Dianne dan Robert J. Karris (editor). Tafsir Alkitab Perjanjian Baru. Terjemahan A.S. Hadiwiyata. Yogyakarta: Kanisius, 2002.
Browning, W.R.F. Kamus Teologi. Terjemahan Lim Khiem Yang dan Bambang Subandrijo. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2007.
Douglas, J.D. Ensiklopedi Alkitab Masa Kini: Jilid II M-Z. Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1995.
Dufour, Xavier Leon. Ensiklopedi Perjanjian Baru. Disadur Stefan Leks dan A.S. Hadiwiyata. Yogyakarta: Kanisius, 1990.
Probo, Bayu. Jejak-Jejak Suci: Tempat, Peristiwa, Tokoh, dan Benda Alkitab dalam Gambar. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2010.
Sipp
Pohon ara itu berbuah terlebih dahulu baru berdaun.. jadi jika pohon ara banyak daun tp tidak ada buah itu menandakan seperti kemunafikan manusia.. terlihat baik dan luar biasa dr luar tapi dalamnya kosong (tidak berbuah).