Oleh: Fridus Yansianus Derong OFM

  1. Pengantar

Pandemi covid-19 dalam beberapa bulan telah menjangkiti 14 juta orang lebih, membunuh lebih dari 600.000 jiwa, dan memporakporandakan ekonomi dunia(Kompas, 06/08/2020). Satu-satunya sektor yang masih bertahan dalam pandemik ini adalah sektor pertanian. Kompas.com pada Jumat, 7  Agustus 2020 memberitkan bahwa pertanian menjadi salah satu sektor yang tumbuh di kuarta II-2020, ketika sebagaian besar sektor ekonomi lainya, seperti industri, perdagangan, pariwisata, dan pertambangan terpuruk akibat Pandemi covid-19. Kecuali itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang April-Juni 2020, kinerja sektor pertanian tumbuh 2,19 persen secara tahunan. Kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 15,46 persen, menjadi terbesar kedua. Pengamat Pangan dan Pertanian Institut Pertanian Bogor (IPB), Bayu Krisnamurthi mengatakan bahwa faktor yang bisa membuat kinerja sektor pertanian tetap positif di tengah pelemahan ekonomi karena produksi di sektor pertanian terus berjalan meski di tengah pandemi karena kasus covid-19 relatif rendah di desa sehingga aktivitas pertanian tetap berjalan.

Atas dasar fakta di atas, maka tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa pertanian telah menyelamatkan manusia dari ancaman kelaparan dan kematian. Pertanian menjadi andalan dalam menopang ekonomi sebuah negara yang berada di ambang kehancuran. Pertanian telah memberi secercah harapan di tengah kegelapan bencana kemansiaan akibat pandemiK covid-19 ini. Dengan demikian, merenung, merefleksi dan berpikir untuk mencari cara dan jalan yang terbaik untuk mempertahankan dan meningkatkan dunia pertanian merupakan panggilan kemanusiaan yang imperatif sifatnya untuk segera dilakukan oleh siapapun.

Gereja Katolik, melalui Ajaran Sosialnya telah mempersembahkan butiran-butiran refleksi yang sangat kaya dan mendalam perihal dunia pertanian. Untuk itu, dalam tulisan ini, saya membagikan intisari gagasan ensiklik Mater et Magistra (Paus Yohanes XXIII) dan juga relevansinya bagi evangelisai Gereja dan dunia pertanian. Perlu dicatat bahwa Mater et Magistra (MM) adalah satu-satunya ensiklik dalam Ajaran Sosial Gereja yang secara khsusus dan eksplisit berbicara tentang pertanian.

  1. Mengenal Paus Yohanes XXIII

Lahir dari keluarga petani, pada 25 November 1881, dengan nama Angelo Giuseppe Roncalli, di Sotto il Monte, Bergamo. Setelah ditahbiskan, Roncalli menjadi Sekretaris Uskup Bergamo Randini Tedeschi. Ia menjadi Paus pada 28 Oktober 1958. Roncalli memegang jabatan sebagai  Paus selama 4 tahun 8 buIan. Ia Wafat  pada 3 Juni 1963. Kepemimpinan Paus Yohanes XXIII merupakan yang revolusioner untuk zaman itu. Prestasi besarnya adalah penyelenggaraan Konsili Vatikan II yang membawa angin segar pembaharuan bagi Gereja. Yohanes XXIII menerbitkan 7 ensiklik dan Mater et Magistra adalah ensikliknya yang keempat.

Gereja Katolik melalui Ajaran Sosialnya telah mempersembahkan butiran-butiran refleksi yang sangat kaya dan mendalam perihal dunia pertanian. Untuk itu, dalam tulisan ini, saya membagikan intisari gagasan ensiklik Mater Et Magistra (Paus Yohanes XXIII) dan relevansinya bagi evangelisai Gereja dan dunia pertanian. Perlu dicatat bahwa Mater et magistra (MM) adalah satu-satunya Ensiklik Ajaran Sosial Gereja yang secara khsusus dan eksplisit tentang pertanian.

  1. Mengenal Ensiklik Mater et Magistra

Ensiklik Mater et Magistra (Ibu dan Guru) yang dipromulgasikan pada 15 Mei 1961 merupakan penuntun penting bagi zaman modern, karena untuk pertama kalinya Ajaran Sosial Gereja mengkaji situasi negara-negara yang belum sepenuhnya mengalami industrialisasi, yang sekarang lebih dikenal dengan sebutan dunia ketiga. Ada tiga bidang kajian utama Mater et Magistra. Pertama, tinjauan atas ensiklik Rerum Novarum (RN) dan ensiklik Quadragesimo Anno (QA) dan pengukuhan prinsip-prinsipnya. Kedua, situasi negara-negara sedang berkembang. Ketiga, tanggung jawab kaum awam menyongsong suatu dunia yang lebih adil.

Tema-tema baru yang dibahas dalam Mater et Magistra adalah: Pertama, kerja sama sektor produksi: basis produksi adalah sektor pertanian; petani sebagai pelopor pembangunan. Kedua, negara-negara sedang berkembang: perlu kerja sama antara negara untuk menjamin keadilan dan perdamaian. Pemenuhan kebutuhan dasar di masyarakat dunia berkembang harus menjadi tanggungjawab bersama. Perkembangan mencakup terutama aspek kemanusiaan, bukan hanya ekonomis-material. Menghormati sifat khas bangsa-bangsa. Bantuan jangan sampai memperbudak (penjajahan baru). Perkembangan bukan transfer gaya hidup. Orang kristen bertanggungjawab membangun negara. Ketiga, masalah penduduk (Kepadatan) yang berhubungan langsung dengan pemerataan kesejahteraan. Keempat, kerja sama global: masalah sosial menjadi masalah politik. Pemacahan masalah negara-negara berkembang harus dipecahkan bersama negara-negara maju. Masalah global adalah juga masalah etis (moral). Kelima, kritik Ideologi (pemulihan struktur sosial): ideologi-ideologi harus memperhatikan manusia dalam keutuhannya. Martabat luhur manusia yang tak dilepaskan dari Allah.

  1. Gagasan Mater Et Magistra Tentang Pertanian

4.1 Persoalan Kaum Petani (MM. 122-125)

Paus Yohanes XXIII, melalui ensikliknya Mater Et Magistra menyebutkan beberapa persoalan dunia pertanian. Pertama, persoalan urbanisasi. Banyak yang meninggalkan daerah-daerah pertanian. Jumlah orang yang bercocok tanam menyusut, sedangkan yang bekerja dalam sektor industri dan jasa semakin meningkat. Adapun alasan orang untuk bermigrasi tidak lain adalah: ingin lari dari lingkungan yang serba membatasi dan mencari tempat yang lebih nyaman. Orang cenderung mencari tempat di mana mereka dengan mudah mendapatkan uang, kebebasan yang lebih besar dan keleluasaan untuk sekian banyak hal yang serba menyenangkan pada kehidupan di kota.

Kedua, Pertanian telah menjadi pekerjaan yang merosot nilainya. Pertanian tidak memadai baik efisiensi produktifnya, maupun sebagai jaminan taraf kehidupan.

Ketiga, setiap negara menghadapi masalah mendasar ini: bagaimana mengurangi ketimpangan efisiensi produktif antara pertanian di satu pihak, dan industri serta jasa-pelayanan di pihak lain; dan untuk menjamin agar taraf hidup bercocok tanam sedapat mungkin mendekati taraf hidup pra penghuni kota? Apa yang dapat dikerjakan untuk meyakinkan para petani, bahwa mereka sama sekali tidak kalah derajatnya dengan orang-orang lain, melainkan justru berpeluang banyak untuk mengembangkan kepribadian mereka melalui kerja mereka, dan dapat penuh kepercayaan menatap masa depan?

4.2 Jalan Keluar dari Persoalan

Paus meminta agar segera dicari jalan keluar terhadap persoalan dunia pertanian tersebut di atas baik oleh pemerintah sebagai institusi yang menjamin kehidupan rakyat, maupun oleh para petani itu sendiri.

  • Dari Pihak Pemerintah/Negara (MM. 126-143)

Pertama, pemerintah harus mengembangkan kemudahan-kemudahan pokok yang sewajarnya ada di pedesaan: jalan-jalan, angkutan, upaya komunikasi, air minum, perumahan, pelayanan kesehatan; pendidikan dasar, teknik dan kejuruan; fasilitas-fasilitas keagamaan dan rekreasi; pembangunan instalasi-instalasi dan perlengkapan-perlengkapan modern bagi penghuni daerah pertanian. Jasa-jasa itu amat perlu agar standar hidup yang layak bagi para petani bisa dipertahankan dan supaya menghindari masyarakat untuk meninggalkan pedesaan dan tentunya dunia pertanian.

Kedua, negara hendaknya mengembangkan ekonominya tahap demi tahap dan perlu menjaga keseimbangan semua sektor ekonomi dalam negaranya. Pemerintah juga harus terus-menerus mengupayakan pembaharuan dalam sektor pertanian, terutama mengenai metode serta corak produksi dan pengelolaan aspek bisnis. Dengan demikian pertanian akan menyerap jatah lebih besar hasil-hasil industri untuk memenuhi kebutuhan konsumen, dan menyumbang bagi stabilitas daya-beli uang, sehingga sistem ekonomi tetap teratur.

Ketiga, pemerintah perlu menyiapkan program pertanian yang sehat agar melestarikan kemajuan yang seimbang dan selaras dalam perbagai sektor ekonomi. Pemerintah perlu memperhitungkan dengan bijaksana perihal kebijakan perpajakan, kredit, jaminan sosial, harga-harga, pengelolaan industri-industri bantu, dan penyesuaian struktur pertanian sebagai usaha bisnis.

Keempat, terkait dengan pajak, sistem perpajakan harus berdasarkan keadilan dan kewajaran; harus sungguh diperhitungkan beban-beban dan kemampuan rakyat yang dikenai pajak. Pemerintah harus memperhitungkan besarnya pajak yang harus dibayar dengan memperhitungkan kesulitan yang dihadapi petani. Sebab para petani harus menunggu lebih lama untuk menerima penghasilan dan resiko akan kegagalan sangat besar yang mereka hadapi.

Kelima, pemerintah juga harus mempersiapkan ansuransi bagi para petani. Ada dua jenis asuransi yang perlu bagi mereka. Pertama, asuransi hasil pertanian. Kedua, asuransi mengenai kaum buruh petani beserta keluarga mereka. Dengan asuransi itu pemerintah membentuk sitem jaminan sosial, dengan pembayaran dana kepada kaum buruh petani beserta keluarga mereka. Sistem asuransi ini sangat efektif baik bagi kelayakan hidup para petani maupun demi asas keadilan dan kewajaran dan berdaya guna untuk mengurangi ketimpangan di antara masyarakat.

Keenam, pemerintah mendorong para pakar ekonomi modern untuk merancang upaya-upaya yang tepat untuk melindungi harga-harga. Mengenai harga tidak boleh dilupakan bahwa harga yang layak tidak semata-mata diperhitungkan dari sudut hasil modal yang ditanam para petani, melainkan lebih sebagai bentuk penghargaan bagi kerja para petani.

Ketujuh, agar usaha pertanian tidak bangkrut dan untuk menjamin pertanian, pemerintah harus memberi peyuluhan yang aktual tentang metode-metode mutakhir pertanian dan menyediakan para pakar untuk mendampingi para petani. Pemerintah juga mendorong para petani untuk membentuk sistem-sistem usaha bersama yang subur dan berorganisasi secara professional untuk berperan secara efektif dalam kehidupan bermasyarakat.

  • Dari Pihak Para Petani Sendiri (MM. 144-149)

Pertama, Paus mengajak para petani untuk secara aktif dalam pengembangan ekonominya sendiri, dalam kemajuan sosial dan peningkatan kebudayaan.

Kedua, para petani harus mengharagai keluhuran kerja yang mereka jalankan. Mereka hidup dalam keselarasan dan dekat dengan alam, kenisah agung penciptaan. Mereka juga menghasilkan pangan untuk menopang hidup manusia. Betapa luhurnya martabat para petani itu.

Ketiga, para petani juga memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi kemajuan pertanian. Para petani dituntut untuk memilki kecakapan dalam menilai pergantian musim, harus berani menunggu dengan sabar, bertanggungjawab, tabah dan rajin berusaha.

Keempat, petani harus membentuk serikat para petani dalam rangka membentuk semangat solidaritas dan kesatuan. Melalui serikat itu, para petani dituntut untuk mempunyai suara mereka sendiri di kalangan politik dan pemerintah, agar suara mereka dapat didengarkan dan ditanggapi. Dalam hal berserikat, para petani harus mematuhi prinsip-prinsip moril dan menghormati hukum sipil dan juga mengutamakan kepentingan umum supaya upaya-upaya mereka untuk memperbaiki kondisi-kondisi pertanian didukung oleh pemerintah.

Kelima, para petani harus memandang profesi mereka sebagai panggilan. Menjadi petani berarti mengambil bagian dalam perwujudan rencana penyelenggaraan dan penyelamatan Allah dalam sejarah. Menjadi petani juga berarti mengemban tugas yang luhur untuk mengangkat diri dan sesama ke tingkat peradaban yang lebih tinggi.

  1. Relevansi Ensilkik Mater Et Magistra Bagi Kita

            Ada beberapa hal penting yang dapat kita gali dari ensiklik Mater et Magistra. Pertama, melalui ensiklik Mater et Magistra, Yohanes XXIII kembali menyadarkan Gereja akan eksistensinya sebagai ‘Guru’ dan ‘Ibu’ yang penuh kasih, peka, peduli dan cepat tanggap terhadap pengalaman dan situasi sulit yang dihadapi dunia teristimewa para petani. Ibarat guru yang baik, Gereja ingin agar para muridnya memiliki budi dan hati membimbing dunia dan manusia dewasa ini. Gereja ingin menampilkan sosok ibu yang baik, yang mengasuh dan menyuap anak manusia dengan asupan gizi iman dan pengetahuan yang menghidupkan dan membebaskan.

Kedua, dengan mengangkat tema pertanian dalam Ajaran Sosial Gereja, Paus sebenarnya kembali mengingatkan kita sekalian akan betapa penting dan sentralnya peran sektor ini bagi manusia. Perkara tertanian adalah perkara keberlangsungan hayat hidup umat manusia; perkara hidup dan matinya manusia, perkara keberlangsungan hayat hidup umat manusia. Dengan demikian, sektor pertanian harus menjadi dimensi konstitutif dalam pelayanan dan pewartaan Gereja.

Ketiga, Paus melalui ensiklik ini mengingatkan kembali akan peran dan fungsi pemerintah dalam menopang dan mengembangkan sektor pertanian, Gereja juga dipanggil untuk terus-menerus menggemakan suara kenabiannya untuk mengingatkan pemerintah akan tugas dan tanggungjawabnya untuk merawat dan meningkatkan dunia pertanin.

Keempat, sebagaimana ensiklik menganimasi para petani sendiri sebagai subyek dunia pertanian yang harus bangga dengan martabat luhur panggilan mereka sebagai petani, Gereja juga dipanggil untuk terus menerus menganimasi dan memotivasi para petani untuk memandang pekerjaan mereka sebagai panggilan yang sangat luhur untuk menyediakan pangan yang menopang kehidupan umat manusia dan bekerja sama dengan Allah dalam karya penciptaan dan penyelamatan.

  1. Penutup

Sektor pertanian telah membuktikan bahwa dia tetap bertahan dan mampu menopang perekonomian di tengah gempuran pandemik coivd-19. Hal ini menjadi bukti bagi kita sekalian bahwa pertanian tetap menjadi tumpuan harapan bagi manusia pada umumnya dan masyarakat petani khususnya. Pilihan strategis untuk menyelamatkan, menopang dan meningkatkan pertanian adalah tugas mulia untuk menyelamatkan kehidupan itu sendiri. Paus Yohanes XXIII telah mengerjakan bagiannya dalam kapasitas sebagai pengikut Kristus dan gembala Gereja Katolik. Semoga Gereja masa kini selalu ada di garda depan dalam menyelamatkan pertanian demi menyelamatkan kehidupan.

2 KOMENTAR

  1. Tanpa Petani semua manusia tidak bisa hidup..sebab semua makanan datang dari sawah, ladang, kebun, hutan…
    Sebenarnya petani mencintai pekerjaannya tetapi yang membuatnya tak berdaya adalah harga jual..yang.tidak sebanding dengan jerih lelahnya. Saya kira hal ini juga membuat kaum muda lebih memilih pekerjaan di kota yang bisa mendatangkan banyak uang.

    Terima kasih Pater

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here