Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM
Hinduisme merupakan cara hidup (way of life), budaya besar dan kaya, dan lingkungan yang mencakup penganut Hinduisme dari lahir sampai meninggal. Sebagaimana ditegaskan penganut Hinduisme, Hindu merupakan hukum dan kebenaran abadi (sanatana dharma), mengikat secara universal.
Hinduisme tidak mempunyai pendiri dan sumbernya merujuk pada masa lampau, lebih tua dari agama mana pun. Pada dasarnya Hinduisme merupakan penyatuan dan perpecahan dari sejumlah gerakan religius. Oleh karena itu, Hinduisme disebut sekeluarga agama-agama, bukan satu agama.
Teks suci Hinduisme dikategorikan ke dalam dua bagian. Pertama, weda sebagai wahyu (sruti), yaitu rig-veda, yajur-veda, sama-veda, dan atharva-veda. Setiap weda terdiri dari upacara dan mitologi (brahmanas), teks dari hutan Aranyaka (aranyakas), dan upanishads. Namun, weda bukan sekadar sejarah, ajaran suci, dan catatan pengalaman religius personal. Melainkan unsur esensial upacara kurban yang berlandaskan tradisi.
Kedua, tradisi suci (smriti), yaitu itihasa-purana, epos ramayana, epos mahabarata, dan delapan belas puranas. Hal ini terkait tingkah laku yang benar dari para pengikut jalan spiritual. Itihasa-purana merupakan dasar dari berbagai macam agama yang berkembang pada periode pasca-weda. Sedangkan manu-smriti menduduki posisi penting. Karena manu adalah nenek moyang manusia dan pemberi hukum universal.
Hinduisme dibagi ke dalam empat zaman. Pertama, weda (1500 SM-300 SM). Para aryan ke India membawa agama yang memuja dan mengambil hati para dewa. Di bawah pengaruh mental religius lokal, sistem pemujaan kaum aryan berkembang menjadi ritualistik dan filosofis.
Kedua, klasik (300 SM-1000 M). Hinduisme dan Jainisme mengajarkan etika kesucian hidup hewani serta menolak weda sebagai Kitab Suci. Sedangkan Saivisme dan Vaisnavisme merupakan gerakan teistik yang sulit dilacak asal-usulnya. Tetapi keduanya memainkan peran penting dalam perkembangan Hinduisme selanjutnya.
Ketiga, pertengahan (1000-1800). Pada zaman ini Islam memberikan konteks mendasar bagi perkembangan Hinduisme. Mahmud Ghazni memimpin tujuh belas serangan ke India dan mematahkan perlawanan orang-orang Hindu. Pada 1192, penguasa Rajput di Utara dikalahkan dan dibunuh Muhammad Guri. Selanjutnya, pada 1200, dinasti budak (slave dynasty) membuat aturan untuk kalangan Muslim di India Utara.
Keempat, modern (1800-1947). Budaya Barat memengaruhi Hinduisme. Meskipun Hinduisme populer dan tradisional menguasai masyarakat umum, golongan terpelajar terpengaruh idealisme Barat. Rasionalisme dan positivisme memikat pikiran masyarakat yang tidak puas dengan Hinduisme tradisional. Oleh karena itu, relasi dengan Barat membuat penganut Hinduisme sadar akan keniscayaan menjaga nilai tradisional Hinduisme. Namun, mereka harus mampu menyesuaikan diri dengan mentalitas modern.
Daftar Pustaka:
Ali, Matius. Filsafat Timur: Sebuah Pengantar Hinduisme dan Buddhisme. Jakarta: Sanggar Luxor, 2013.
Zaehner, Robert C. Kebijaksanaan dari Timur. Penerj. A. Sudiarja. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993.
Great