Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM

Alexander Gottlieb Baumgarten (1714-1762) mengembangkan estetika modern. Perlu diketahui bahwa Baumgarten berada dalam tradisi filsafat sistematis rasionalisme Christian Wolff (1679-1754). Menurut Baumgarten, rangkaian pengalaman terdiri dari susunan atau struktur yang rinci dan menyatu dalam seni sastra (misalnya puisi).

Puisi merupakan kejelasan luas (extensive clarity), di mana kejelasan luas tersebut terasa pada setiap aspek karya seni dan pengalaman estetis. Selain itu, puisi bersifat unik apabila dibandingkan dengan kejelasan intensif (intensive clarity) yang merupakan hasil dan tujuan kegiatan akal budi.

Baumgarten menguraikan tiga doktrin estetika. Pertama, estetika mencakup sains (pengalaman indrawi). Kedua, estetika mempunyai otonomi. Ketiga, pengetahuan estetis menunjukkan kesempurnaannya sendiri. Dengan kata lain, estetika bertugas menerjemahkan pengalaman indrawi yang kabur ke dalam imaji perseptual yang jelas atau jernih.

Daftar Pustaka:

Ali, Matius. Estetika: Pengantar Filsafat Seni. Jakarta: Sanggar Luxor, 2011.

Hauskeller, Michael. Seni, Apa Itu? Posisi Estetika dari Platon sampai Danto. Penerj. Satya Graha dan Monika J. Wizemann. Yogyakarta: Kanisius, 2015.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

eleven + nineteen =