Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM

Plato (427-347 SM) mengajarkan konsep idea dalam tiga argumen. Pertama, paradigma (dunia atas menjadi contoh, prototipe, dan pola bagi dunia bawah). Kedua, hadir pada (dunia atas selalu hadir pada dunia bawah). Ketiga, partisipasi (dunia bawah ambil bagian atau berpartisipasi pada dunia atas). Terkait hal ini, Plato merumuskan teori mimesis (tiruan atau representasi) dalam karya seni, di mana segala sesuatu yang ada di dunia merupakan mimesis dari idea (yang asli).

Aristoteles (384-322 SM) menegaskan bahwa manusia mempunyai kapasitas membuat abstraksi melalui akal budi. Terkait hal ini, Aristoteles menggunakan pendekatan empiris, bertolak dari realitas indrawi. Oleh karena itu, hakikat benda tidak terletak pada idea benda. Melainkan mewujud secara konkret dan bertahap dalam serangkaian kejadian serta penampakan. Bergerak dari kemungkinan (potentia) menuju kenyataan (actus).

Selanjutnya, sebagaimana dikatakan Aristoteles, ada empat kategori penyebab (causa), yaitu materialis, efficiens, finalis, dan formalis. Berakar dari keyakinan tersebut, Aristoteles mengatakan bahwa keindahan merupakan keseimbangan dan keteraturan ukuran material. Hal ini berlaku pada berbagai macam karya seni ciptaan manusia. Dengan demikian, karya seni bukan sekadar tiruan dari benda pada dirinya, tetapi tiruan dari sesuatu yang universal.

Plotinus (205-270 M) menjelaskan teori trinitas yang terdiri atas Yang Esa (To Hen), Akal Budi (Nous), dan Jiwa (Psyche). Terkait hal ini, sistem filsafat Plotinus berpusat pada Yang Esa atau Yang Baik. Selanjutnya, Plotinus membagi pengetahuan ke dalam tiga tahap, yaitu pendapat, sains, dan iluminasi.

Sebagaimana ditegaskan Plotinus, konsep keindahan mengandung dimensi etis dan estetis, membantu mengenali dunia indrawi serta rohani. Berakar dari keyakinan tersebut, segala sesuatu dikatakan indah bukan karena warna, nada, bentuk yang murni, dan bersifat homogen. Melainkan apabila terdapat persatuan di antara berbagai macam bagian yang berbeda.

Daftar Pustaka:

Ali, Matius. Estetika: Pengantar Filsafat Seni. Jakarta: Sanggar Luxor, 2011.

Bertens, K. Sejarah Filsafat Yunani. Yogyakarta: Kanisius, 1999.

Hauskeller, Michael. Seni, Apa Itu? Posisi Estetika dari Platon sampai Danto. Penerj. Satya Graha dan Monika J. Wizemann. Yogyakarta: Kanisius, 2015.

Tjahjadi, Simon Petrus L. Petualangan Intelektual: Konfrontasi dengan Para Filsuf dari Zaman Yunani Hingga Zaman Modern. Yogyakarta: Kanisius, 2019.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here