Jejak Yang Lain
Masih di jalan yang sama
Melangkah dengan sedikit keyakinan
Aneka rupa datang silih berganti
Ruas-ruas perjalanan semakin menggairahkan
Tampak keceriaan menguasai ragamu
Mengalir dari kedalaman jiwa
Kau menikmatinya dengan tanpa ragu
Sebilah senyum terpampang pada wajahmu
Terbagi kepada wajah-wajah lain
Katamu, mereka adalah yang lain
Yang utuh dari sekian cerita hidupmu
Yang memudahkan suka, melupakan duka
Kau makin pasti mengais dan meraih nasib
Hingga suatu waktu
Wajah tak asing tampak
Melempar seutas senyum tulus
Seketika itu juga wajahmu muram dan masam
Wajah itu menyertakan sekian cerita
Cerita waktu lampau yang kau lupakan
Kau abaikan, kau lepaskan entah kenapa
Wajah yang lampau itu
Meninggalkan jejak yang mengesankan
Jejak-jejak yang melekat erat
Jejak yang menebar keselarasan kata dan laku
Kini wajah dari masa lalu itu mengacaukan kalbu
Dan kau berlari meninggalkannya
Sedang dia masih dan selalu tersenyum
Tak ada sesal padanya
Sedang sesalmu mendekap selamanya
Yang lain dari waktu yang lalu
Bagimu adalah Jejak Yang Terlupakan
Sedang kau baginya adalah Jejak dan Anugerah
Kau berlalu menanggung malu dan takut
Wajah yang lampau menyambut Maksud dengan kebaruan.
Jejak Yang Lain Tak Tergantikan, INGAT ITU. TITIK!
Laktutus, November 2020
Menggali Sambil Mencari
Belum seberapa langkah
Kau telusuri setapak itu
Sekian cerita kau uraikan
Katamu: Merenda kisah adalah Hasrat
Benar sekali!
Sebab ruang dan waktu harus terisi
Rincian peristiwanya unik
Masing-masing menyingkap maksud
Bukan tafsiran apalagi bualan semata
Akar kehidupan mencuat
Mewakili ketersembunyiannya yang lama
Tak ada yang tak terlihat
Caramu adalah Jalan Membuka Tabir
Kau ajak teman seperjalananmu
Yang peduli segera ia beranjak
Yang lain masih nyaman dengan aneka alasan
Tak secuil nyalimu beralih
Pencarianmu adalah Untuk Negerimu
Laktutus, November 2020