Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM

Peter C. Aman OFM lahir pada 27 April 1962 di Lambaleda, Manggarai, NTT. Pater Peter masuk Novisiat Fransiskan di Yogyakarta pada 15 Juli 1982. Kemudian pada 15 Juli 1983 mengucapkan kaul perdana di Yogyakarta. Sedangkan kaul kekal diucapkannya pada 22 Januari 1989. Menerima tahbisan imamat pada 2 Februari 1991 di Cipanas, Jawa Barat.

Pater Peter mengabdikan diri dalam karya pastoral dan pendidikan. Hal ini terlihat dalam periodisasi pelayanan yang selama ini diembannya. Pertama, pelayanan pastoral di Beanio, Manggarai, NTT (1991-1994). Kedua, pelayanan pastoral di Pagal, Manggarai, NTT (1994-1996). Ketiga, menempuh studi S2 Teologi Moral di Roma (1996-1999).

Keempat, dosen STF Driyarkara dan ketua JPIC OFM Indonesia (1999-2003). Kelima, menempuh studi S3 Teologi Moral di Roma (2003-2007). Keenam, dosen STF Driyarkara dan ketua JPIC OFM Indonesia (2007-2010). Ketujuh, vicaris OFM Indonesia, dosen STF Driyarkara, dan ketua JPIC OFM Indonesia (2010-2016). Kedelapan, dosen STF Driyarkara (2016-2020).

Sebagaimana disampaikan oleh minister provinsi OFM Indonesia (P. Mikael Peruhe OFM) dan sekretaris provinsi OFM Indonesia (P. Kristian E. Stefan OFM) dalam sebuah surat edaran, saudari maut menjemput P. Peter C. Aman OFM pada 15 Desember 2020 pukul 20.55 WIB. Perlu diketahui bahwa pada awal Februari 2020 Pater Peter terserang stroke dan dirawat di R.S. Carolus Jakarta. Selanjutnya, pada 2 Maret 2020, Pater Peter ke R.S. Elisabeth Semarang untuk melakukan perawatan lanjutan.

Pater Peter menjalani perawatan di R.S. Elisabeth sampai awal Juli 2020. Kemudian Pater Peter menjalani rawat jalan dan tinggal di Biara Santo Bonaventura Yogyakarta. Pada 15 Desember 2020, Pater Peter menjalani terapi rutin akupuntur. Beberapa saat setelah terapi, Pater Peter mengalami sesak nafas dan dibawa ke R.S. Panti Rapih Yogyakarta. Namun, pada pukul 20.55 WIB, Pater Peter menghembuskan nafas terakhir.

Menurut keterangan R.S. Panti Rapih Yogyakarta, meninggalnya Pater Peter terkait penyakit broncopnemon yang mengarah pada suspect covid-19 dengan riwayat post-stroke dan hipertensi. Akhirnya, pelayanan dan pengabdian diri Pater Peter dikenang banyak orang. Terutama terkait semangat dan kepeduliannya kepada orang-orang kecil serta korban ketidakadilan.

Perlu diketahui bahwa Pater Peter meninggalkan pesan penting sebagaimana diuraikan dalam bukunya Moral Dasar: Prinsip-Prinsip Pokok Hidup Kristiani. Pater Peter menegaskan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri. Dalam relasi dengan sesamanya, seseorang mengekspresikan diri serta kualitas pribadinya dalam kebersamaan yang manusiawi. Tuntutan demi kualitas hidup pribadi dan bersama itulah yang menyebabkan setiap orang mesti memperhatikan sikap dan ekspresi dirinya.

Moral atau moralitas lantas menjadi pokok yang mesti diperhatikan karena memberikan sumbangan, tetapi juga sekaligus kriteria bagi kualitas relasi personal dan sosial manusia. Bila moralitas mempengaruhi manusia secara mendalam, maka mempelajari moralitas merupakan hal yang amat penting. Karena moralitas mengandung di dalamnya suatu tuntutan untuk selalu melakukan yang baik dan menghindari yang jahat; suatu tuntutan yang keluar dari hati nurani seseorang.

1 KOMENTAR

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

five × 5 =