Hari Doa Sedunia dan Kesadaran Menentang Perdagangan Manusia

0
1309

Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM

Perlu diketahui bahwa 30 Juli ditetapkan sebagai hari dunia menentang perdagangan manusia. Terkait hal ini, peringatan hari doa sedunia dan kesadaran menentang perdagangan manusia 2021 memusatkan perhatian pada persoalan yang melatarbelakangi bertumbuh serta berkembangnya perdagangan manusia. Perdagangan manusia yang semakin mewabah disebabkan oleh batas dan kontradiksi model ekonomi dominan (dominant economic model). Situasi dan kondisi tersebut diperparah oleh fenomena pandemi Covid-19.

Perdagangan manusia pada dasarnya merupakan bagian integral dari ekonomi ini (this economy). Dapat dikatakan bahwa korban perdagangan manusia adalah komoditas (commodities) yang ditenggelamkan ke dalam sistem globalisasi dan diatur oleh mekanisme spekulasi keuangan serta persaingan. Realitas tersebut menuntut adanya cara pandang yang bersifat struktural dan global. Hal ini dimaksudkan untuk menelanjangi kejahatan dalam rupa penawaran dan permintaan manusia untuk dieksploitasi (people to exploit).

Dewasa ini, dinamika ekonomi diwarnai sinisme (cynicism). Sinisme ditandai dengan sikap di mana manusia seolah-olah mengetahui segala sesuatu dan tidak mau menghargai apa pun yang dijumpainya. Akibatnya, bukan hanya pasar yang menentukan harga komoditas dan jasa. Terkait hal ini, terjadi fenomena mengerikan, yaitu harga menentukan nilai segala sesuatu. Sehingga tidak mengherankan apabila bisnis menjadi korban. Karena pasar keuangan membuat peringkat berdasarkan harga saham, bukan nilai tambah yang dihasilkan oleh modal.

Perdagangan manusia ditopang oleh neoliberalisme yang sejatinya memberikan gagasan palsu mengenai kebebasan ekonomi (economic freedom). Bahkan neoliberalisme memandang situasi etis, sosial, dan politik yang terjadi di tengah masyarakat tidak relevan serta menjadi penghalang. Sehingga tepat apabila menegaskan bahwa ekonomi tanpa perdagangan manusia adalah ekonomi yang menghargai dan peduli terhadap manusia serta alam. Ekonomi yang bersifat inklusif dan tidak mengeksploitasi yang paling rentan (most vulnerable).

Cara pandang tersebut menginspirasi dan mengarahkan International Committee of the International Day of Prayer and Awareness against Human Trafficking ambil bagian dalam ekonomi Fransiskus (the economy of Francesco). Ekonomi Fransiskus merupakan gerakan para ekonom muda, pengusaha, dan pembuat perubahan yang dibentuk oleh Paus Fransiskus. Paus Fransiskus menghendaki supaya mereka mempromosikan pembangunan manusia yang integral dan berkelanjutan dalam semangat Santo Fransiskus dari Assisi.

Paus Fransiskus mengajak kita mempromosikan cara berpikir baru terkait manusia, kehidupan, masyarakat, dan relasi kita dengan alam (Laudato Si, art. 215). Jika ajakan Paus Fransiskus kita terima dan kita membuka diri untuk menjalani kehidupan dengan sederhana serta penuh kasih, persoalan perdagangan manusia dan kemiskinan akan teratasi. Namun, apabila ajakan Paus Fransikus kita tolak, maka pembebasan terhadap mereka yang tertindas sebagaimana diserukan Yesus Kristus dalam Lukas 4:18-19 tidak akan terwujud.

“Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (Lukas 4:18-19).

Sumber Bacaan:

International Day of Prayer and Awareness against Human Trafficking: An Economy without Human Trafficking. http://www.ofmjpic.org/en/international-day-of-prayer-and-awareness-against-human-trafficking-an-economy-without-human-trafficking/. Diakses pada 23 Januari 2021 pukul 09.00 WIB.

International Day of Prayer and Awareness against Human Trafficking: An Economy without Human Trafficking. https://preghieracontrotratta.org/files/documenti/Preyer_2021_web_eng_c2xo4ye.pdf. Diakses pada 23 Januari 2021 pukul 09.00 WIB.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

19 − seventeen =