Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM
Menurut Paus Fransiskus, terjadi kecenderungan atau sikap tertentu di dalam kehidupan masyarakat yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan persaudaraan universal (Fratelli Tutti, art. 9). Sehingga tidak mengherankan apabila peperangan dan bencana (wars and disasters) mewarnai kehidupan masyarakat. Dalam situasi dan kondisi tersebut, terdapat keinginan di antara anggota masyarakat untuk mengupayakan persatuan (integration).
Misalnya, kehendak baik masyarakat Eropa untuk bersatu, mengakui akar kebersamaan, dan bersukacita dalam keanekaragaman. Sebagaimana dikatakan Paus Fransiskus, kehendak baik tersebut diinisiasi oleh para pendiri European Union yang mempunyai cita-cita supaya terjadi kerja sama di antara masyarakat, meminimalisir perpecahan, dan mendorong perdamaian serta persekutuan (Fratelli Tutti, art. 10).
Upaya integrasi juga nampak di Amerika Latin dan sejumlah negara lainnya. Mereka mengaktualisasikan budaya rekonsiliasi dan pemulihan relasi. Meskipun demikian, Paus Fransiskus juga melihat bahwa kehidupan masyarakat dewasa ini masih diliputi semangat nasionalisme buta, ekstrimis, kebencian, dan sikap agresif (Fratelli Tutti, art. 11). Bahkan berbagai macam ideologi yang dianut sejumlah negara membentuk sikap egois dan hilangnya rasa sosial (loss of the social sense).
Paus Fransiskus mengingatkan supaya generasi muda sungguh-sungguh berjuang dan mempunyai cara pandang yang baik serta benar (Fratelli Tutti, art. 11). Generasi muda harus mengupayakan kebaikan, kasih, dan solidaritas. Pada tataran tertentu generasi muda tidak boleh puas dengan capaian yang ada saat ini. Karena banyak saudara dan saudari yang membutuhkan perhatian serta bantuan.
Perlu diketahui bahwa konflik pada tingkat lokal dan pengabaian terhadap kebaikan bersama (common good) dieksploitasi oleh sistem ekonomi global yang memaksakan model budaya tunggal (single cultural model). Paus Fransiskus meyakini bahwa budaya tersebut memecah belah kehidupan masyarakat, tidak menganggap yang lain sebagai saudara dan saudari (Fratelli Tutti, art. 12). Hal ini harus disadari dengan baik di tengah dunia yang gencar mempromosikan kepentingan individu (individual interest) dan melemahnya dimensi kehidupan komunitarian (weakens the communitarian dimension of life).
Menurut Paus Fransiskus, dewasa ini masyarakat sekadar menjadi konsumen dan pengamat (Fratelli Tutti, art. 12). Akibatnya, identitas masyarakat yang lemah dan miskin direduksi sedemikian rupa oleh kelompok yang kuat serta kaya. Dengan kata lain, masyarakat yang lemah dan miskin pada dasarnya rentan serta tergantung (vurnerable and dependent). Selain itu, harus diingat bahwa kehidupan politik menjadi rapuh ketika berhadapan dengan kekuatan ekonomi transnasional yang beroperasi dengan prinsip bagi dan taklukkan (divide and conquer).
Paus Fransiskus juga melihat bahwa dewasa ini masyarakat kehilangan rasa sejarah (sense of history) yang mengakibatkan perpecahan (Fratelli Tutti, art. 13). Hal ini nampak di mana masyarakat merasa bebas mengklaim bahwa dirinya mampu menciptakan segala sesuatu dari nol (create everything starting from zero). Selain itu, masyarakat melakukan tindakan mengonsumsi tanpa batas dan mengekspresikan sikap individualisme.
Berhadapan dengan realitas tersebut, Paus Fransiskus berharap supaya generasi muda tidak mengabaikan sejarah dan tidak menolak pengalaman masa lalu (Fratelli Tutti, art, 13). Selain itu, generasi muda tidak boleh kehilangan kekayaan spiritual yang harus diwarisi dari generasi sebelumnya. Hanya dengan demikian kehancuran dan perpecahan di tengah masyarakat dapat diminimalisir.
Paus Fransiskus mengajak masyarakat untuk menyadari berbagai macam penjajahan budaya (Fratelli Tutti, art. 14). Penjajahan tersebut terjadi ketika masyarakat meninggalkan tradisi. Terkait hal ini, masyarakat tidak boleh bersikap apatis terhadap tradisi. Jika masyarakat bersikap apatis terhadap tradisi, maka mereka akan kehilangan identitas spiritual, konsistensi moral, dan kemerdekaan intelektual, politik, dan ekonomi.
Sumber Bacaan:
Pope Francis. Fratelli Tutti. http://www.vatican.va/content/francesco/en/encyclicals/documents/papa-francesco_20201003_enciclica-fratelli-tutti.html. Diakses pada 15 Februari 2021 pukul 15.00 WIB.