Dogmatisme Epistemik Ateisme Baru

0
1939

Oleh: Yohanes Wahyu Prasetyo OFM

Ateisme baru rentan terhadap tuduhan dogmatisme epistemik. Terkait hal ini, dogmatisme merusak kapasitas seseorang untuk terlibat dalam praktik epistemik dasar. Dua praktik epistemik dasar mencakup instruksi (instruction) dan kritik (criticism). Instruksi merupakan penyampaian potensi epistemik seperti keterampilan dan pengetahuan kepada orang lain. Sedangkan kritik merupakan penolakan terhadap klaim dan argumen. Sehingga dogmatisme epistemik dapat dipahami sebagai ketidakmampuan seseorang menanggapi dengan tepat instruksi dan kritik dari orang lain.

Menurut Roberts dan Wood, dogmatisme epistemik merupakan bentuk spesifik dari kekakuan epistemik (epistemic rigidity). Orang yang secara epistemis dogmatis menanggapi oposisi secara tidak rasional. Gagal menanggapi kritik dan keberatan secara rasional. Melakukan polarisasi pandangan yang bernuansa halus, menolak kritik dengan cara merendahkan, memutarbalikkan kritik yang ditujukan kepadanya, dan gagal menghormati norma-norma sosial dan epistemik. Bentuk-bentuk perilaku dogmatis tersebut seringkali tidak menyenangkan.

Mencirikan dogmatisme dalam kaitannya dengan disposisi untuk menanggapi kritik dan instruksi secara tidak rasional membuatnya lebih mudah untuk menentukan apakah seseorang dogmatis yang kejam (viciously dogmatic) atau percaya diri yang saleh (virtuously self-confident). Terdapat dua alasan yang mendasarinya. Pertama, umumnya lebih mudah untuk menilai tanggapan irasional dari kritikus. Kedua, tuduhan dogmatisme yang kuat harus didasarkan pada pengenalan yang terperinci.

Dogmatisme epistemik dapat dipahami sebagai disposisi untuk menanggapi secara tidak rasional instruksi dan kritik yang disampaikan orang lain. Sifat buruk tersebut membuat seseorang menolak keterlibatan epistemik. Mereka tidak dapat diandalkan untuk memberikan tanggapan yang dewasa dan beralasan terhadap kritik. Mereka menciptakan lingkungan sosial dan epistemik yang tidak nyaman serta menimbulkan ketegangan dan konflik. Menurut Roberts dan Wood, orang yang dogmatis melakukan paksaan untuk merekrut orang lain ke posisinya.

Terdapat tiga alasan yang mendasari kerentanan ateis baru terhadap dogmatisme epistemik. Pertama, ateis baru menawarkan tanggapan irasional terhadap kritik dan instruksi. Misalnya, Dawkins menyebut orang-orang beragama sebagai korban dari virus akal budi (victims of a mind-virus). Sedangkan menurut Sam Harris, teologi Kristen menyebarluaskan kepura-puraan moral (moral pretences). Hal ini memerlihatkan watak arogan ateis baru ketika menanggapi instruksi dan kritik dari orang-orang religius, filsuf, dan teolog.

Kedua, ateis baru menilai ketidakdewasaan kognitif dari keyakinan religius. Mendorong tanggapan irasional terhadap tradisi religius. Hal ini dapat menimbulkan kejahatan epistemik. Menurut Fern Elsdon-Baker, aspek dogmatis dari ateisme baru Dawkins didasarkan pada representasi sejarah dan filsafat sains. Karena tidak hanya representasi tersebut tidak akurat dan tidak lengkap. Tetapi juga membenarkan penghinaan dogmatis terhadap orang-orang beragama.

Ketiga, ateis baru sering menunjukkan keharusan untuk merekrut (compulsion to recruit). Hal ini dilakukan Dawkins dalam lampiran The God Delusion, yaitu daftar alamat bagi mereka yang membutuhkan dukungan untuk melarikan diri dari agama. Sehingga masuk akal untuk menyatakan bahwa ateis baru rentan terhadap tuduhan dogmatisme epistemik.

Sumber Bacaan:

Kidd, Ian James. “Epistemic Vices in Public Debate: The Case of ‘New Atheism’.” Dalam Christopher R. Cotter, Philip Andrew Quadrio, dan Jonathan Tuckett (editor). New Atheism: Critical Perspectives and Contemporary Debates. Switzerland: Springer, 2017, hlm. 51-68.

Pigliucci, Massimo. “New Atheism and the Scientific Turn in the Atheism Movement.” Midwest Studies in Philosophy. Vol. XXXVII (2013), hlm. 142-153.

Stenger, Victor J. “A Defense of New Atheism: A Reply to Massimo Pigliucci.” Science, Religion & Culture. Vol. 1, No. 1 (2014), hlm. 4-9.

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

twelve − 4 =